Bangkalan, 18 Desember 2024 – Terjadi aksi pengrusakan dan vandalisme terhadap
fasilitas akademik di Laboratorium Sosial Universitas Trunojoyo, Bangkalan,
pada Minggu (15/12/2024). Kejadian ini diduga merupakan buntut dari polemik
seputar verifikasi bakal calon gubernur dan wakil gubernur Fakultas Hukum (FH)
Universitas Trunojoyo, yang memicu ketegangan di kalangan mahasiswa.
Aksi tersebut bermula setelah adanya ketidakpuasan dari
sejumlah mahasiswa terhadap keputusan verifikasi calon gubernur dan calon wakil
gubernur yang dianggap tidak memenuhi syarat. Beberapa pihak menilai bahwa
proses verifikasi yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) FH
UTM tidak sesuai dengan aturan yang ada, sehingga mendorong aksi protes yang
berujung pada kerusuhan.
Menurut keterangan seorang saksi, B, yang ditemui pada
Senin (17/12/2024), ketegangan dimulai ketika berita acara hasil verifikasi
calon gubernur dan wakil gubernur FH UTM dipublikasikan melalui akun Instagram
resmi KPUM. Beberapa pasangan calon, seperti pasangan Matahari-Rino, tidak
lolos verifikasi karena masalah administratif, sementara pasangan
Ainurrahman-Utami gagal karena tidak hadir pada jadwal verifikasi yang telah
ditentukan. Keputusan ini memicu banyak mahasiswa untuk melakukan pengawalan di
lokasi Laboratorium Sosial untuk menuntut klarifikasi lebih lanjut.
"Berita acara verifikasi yang diumumkan oleh KPUM melalui Instagram
menjadi titik awal ketegangan. Banyak mahasiswa yang merasa keputusan itu tidak
adil, sehingga mereka berbondong-bondong ke Laboratorium Sosial untuk mengawal
proses verifikasi," ujar B melalui telepon pada Senin (17/12).
Diketahui bahwa hanya satu pasangan calon yang berhasil lolos verifikasi dan berhak mengikuti Pemira FH UTM. KPUM menyatakan bahwa pasangan Matahari-Rino gagal lolos karena masalah surat pengunduran diri yang tidak lengkap, sementara pasangan Ainurrahman-Utami dinyatakan tidak memenuhi syarat karena tidak hadir pada sesi verifikasi.
Pihak Keamanan UTM Sebut Kejadian Berlangsung Tidak
Terkendali
Sementara itu, pihak keamanan Universitas Trunojoyo
mengungkapkan kronologi kejadian yang terjadi pada Minggu (15/12). Ferdi, staf
keamanan UTM, menjelaskan bahwa pada awalnya, pihak keamanan hanya menugaskan
dua petugas untuk mengawasi situasi di sekitar Laboratorium Sosial. Namun,
seiring meningkatnya jumlah mahasiswa yang berkumpul dan terlibat adu argumen,
petugas keamanan menambah personel hingga 15 orang untuk mengamankan lokasi.
"Kerumunan mahasiswa mulai terjadi pada pukul 08.00 WIB. Mengingat potensi kerusuhan, kami menambah jumlah personel keamanan untuk mengawal situasi. Kami fokus pada pengamanan di dalam dan luar ruangan untuk menjaga keselamatan panitia KPUM," jelas Ferdi.
Pengrusakan dan Pembakaran Kertas
Di tengah kerumunan, beberapa fasilitas akademik,
termasuk pintu dan peralatan di Laboratorium Sosial, dilaporkan rusak akibat
aksi vandalisme. Di lokasi kejadian, ditemukan lima titik kerusakan, termasuk
pintu yang dihancurkan dan beberapa kertas yang dibakar. Meskipun demikian,
pihak keamanan menyatakan bahwa pembakaran hanya berlangsung singkat dan api
berhasil dipadamkan dengan cepat.
"Ya, memang ada pengrusakan dan pembakaran, tapi
itu hanya berlangsung singkat. Kami berhasil mengatasi api kecil tersebut
sebelum semakin meluas. Meski begitu, kami sangat berharap kejadian seperti ini
tidak terulang di kemudian hari," ujar Ferdi.
Pihak Universitas Trunojoyo, melalui juru bicara kampus,
mengutuk keras tindakan pengrusakan fasilitas akademik dan menegaskan bahwa
proses Pemira FH UTM harus dilaksanakan dengan damai dan sesuai dengan aturan
yang berlaku. Kampus juga mengajak seluruh mahasiswa untuk menyelesaikan
permasalahan ini dengan cara yang lebih konstruktif dan dialogis.
Pihak berwenang di UTM berjanji untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut mengenai kejadian ini, sementara beberapa pihak juga mengimbau agar mahasiswa tetap menjaga kondusivitas kampus, khususnya dalam menyikapi masalah politik kampus.
Penulis – Voice Of Law