Wisuda Universitas Trunojoyo Madura (UTM) XXXI digelar pada Selasa (29/03). Acara wisuda digelar di Gedung Pertemuan dengan tetap menaati protokol kesehatan di tengah pandemi ini, walaupun Covid-19 sudah menurun tapi protokol kesehatan tetap dilakukan secara ketat. Saf’i, Dekan Fakultas Hukum memaparkan terdapat wisudawan sarjana hukumsebanyak 144 mahasiswa/i dan Magister hukum ada 7 mahasiswa/i, sehingga ada 151 mahasiswa/i yang diluluskan di tahun 2022 ini. Wisuda ini sendiri digelar dengan 4 sesi dan dalam satu hari terdapat 2 sesi selama dua hari, termasuk fakultas hukum yang dilaksanakan di sesi pertama.
“Fakultas hukum yang sarjana hukumnya ada 144,sedangkan magister hukum ada 7, jadi total wisuda ke XXXI meluluskan 151 terdiri dari S1 dan S2. Untuk sesinya sendiri yang hukum hanya satu sesi saja dan dilaksanakan di sesi pertama kalau se-UTM dibagi menjadi empat sesi.” Ucap Saf’i saat di wawancarai oleh team VoL. Acara wisuda menurut Saf’i berjalan dengan lancar dan relatif lebih mudah karena pada tahun ini hanya diadakan 2 sesi saja, berbeda dengan tahun sebelum-sebelumnya yang diadakan dengan banyak sesi karena adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan level yang masih tinggi.
“Wisuda tahun ini berjalan dengan lancar dan relatif sudah bisa banyak dalam satu sesi, dibanding tahun sebelumnya yang masih zamannya PPKM kita yang masih ketat dan level Covid-19 masih tinggi. Sehingga jumlah orangnya terbatas sampai 8 sesi kalau sekarang sudah alhamdulilah dan relatif longgar, aman, dan lancar,” tuturSaf’i saat ditanyai mengenai jalannya wisuda tahun ini. Saf’i juga menjelaskan bahwa terdapat syarat dan ketentuan untuk mengikuti wisuda,yaitu yang pertama ada syarat akademik, di mana syarat ini menjadi syarat utama untuk menentukan sarjana kelulusan dan sudah menempuh minimal 146 SKS termasuk juga sudah lulus program magang, skripsi, dan Kuliah Kerja Nyata. Lalu, ada syarat umum agar terlaksananya wisuda ini, yaitu mereka harus sudah melakukan vaksin 1 dan vaksin 2, memakai masker saat memasuki kawasan kampus UTM, dan menjaga jarak sebagaimana pada protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah karena kita masih berada di suasana pandemi.
“Harapan saya untuk mereka yang sudah mendapatkan ilmu, skill, dan pengalaman praktik menjadi ilmu yang bermanfaat dan barokah untuk kebaikan mereka dan keluarganya termasuk almamater fakultas UTM dan bangsa juga negara. Kedua, harapan saya semoga mereka selalu istiqomah dengan nilai-nilai akademik yang telah dipelajari dan didapatkan di bangku kuliah untuk selalu mengedepankan kejujuran dan kepentingan negara bersama di dalam mengamalkan dan mempraktikkan ilmu-ilmu yang sudah di dapat dan saya berharap mereka semua dapat membahagiakan keluarga mereka masing-masing. Semoga mereka juga yang sedang mencari pekerjaan bisa mendapatkan pekerjaan secepatnya. Kami selaku pimpinan berharap mereka bisa mengimplementasikan skill di bidang enterpreneur sesuai dengan kemampuan mereka, sehingga tidak bergantung pada adanya lapangan kerja tapi mereka juga bisa membuka lapangan kerja untuk orang lain,” jelas Saf’i.
Erviena Atika Kurniawan asal Sidoarjo, angkatan 2018 fakultas hukum yang menghadiri pelaksanaan Wisuda XXXI tahun 2022, mengungkapkan perasaannya yang sangat senang dan tidak menyangka atas prestasi yang ia dapat menjadi wisudawan terbaik, serta sebelumnya menjadi yudisium terbaik. Hal ini tentu tidak lepas dari berkat dukungan kedua orang tuanya, sehingga ia bisa menjalankan perkuliahan dengan baik dan lancar. Erviena juga menyampaikan pada tahun sebelumnya, pelaksanaan wisuda setiap fakultas diadakan per sesi. Namun, ketika pandemi mulai reda, tahun ini fakultas hukum di merger dengan fakultas lainnya dalam satu sesi. Pelaksanaan Wisuda XXXI tahun 2022 berlangsung dengan lancar sesuai rundown acara dari awal hingga akhir, tetapi para wisudawan hadir telat atau ngaret, sehingga acara tersebut dimulai dengan tidak tepat waktu. Para wisudawan juga mengikuti dengan khidmat dan khusyuk, sehingga acara wisuda tetap berjalan dengan luar biasa.
Erviena membeberkan beberapa tips belajar dan pembagian waktu antara organisasi dan perkuliahan untuk para mahasiswa angkatan sebelumnya, ia menjelaskan, “sebenarnya untuk membagi waktu itu semua kembali ke diri kita masing-masing ya, karena untuk manage waktu itu gak bisa kita samakan antara orang A dan orang B. Namun, ketika kita di sini sudah optimis untuk mencari ilmu, tujuan utama kita kan di sini adalah berkuliah. Nah, jangan lupakan tugas utama kita adalah berkuliah, tapi kalau teman-teman ingin mengembangkan potensi yang teman-teman miliki, soft skilltemen-temen. Teman-teman bisa asah lebih di organisasi. Jadi, jangan membuat itu menjadi hambatan, tapi kalo bisa semua itu dimajukan secara bersamaan, akademik oke kemudian di organisasi juga oke. Jadi, manage waktu dengan baik aja lah, waktunya bisa diatur mana yang harus didahulukan mana yang harus diutamakan. Jikalau, misalkan hari ini ada kegiatan organisasi mungkin tugas-tugas atau besok ada ujian segera dilaksanakan, diselesaikan, dipelajari dengan waktu yang tepat sesuai dengan diri teman masing-masing. Saya berpesan tetap semangat, ya.” Jelas Erviena Atika Kurniawan.
Erviena juga menjelaskan kesan dan pesan yang ia dapatkan sangatlah banyak dan luar biasa, banyak tantangan yang dilalui. Ia juga menjalani perkuliahan 4 semester secara luring atau offline, lalu dilanjutkan dengan perkuliahan secara dalam jaringan atau online karena angka kasus Covid-19 di 2020 sangatlah parah. Pengalaman bertemu dosen yang bisa mengayomi mahasiswanya dan tidak cuek. Disisi lain, ia juga menyinggung fasilitas yang didapatkan di fakultas hukum sendiri dan merasa telah cukup untuk proses kegiatan belajar mengajar antara dosen dengan mahasiswa. Oleh sebab itu, ia mempunyai kesan yang luar biasa dengan berkesempatan berkuliah di UTM ini.
Oleh: Andreas Febri C, Damarani Widyastuti Eka, dan Septi Indah Lestari
Editor : yaamin
Comments