
Setiap tanggal 1 Oktober bangsa Indonesia memperingati Hari Kesaktian Pancasila sebagai momentum refleksi atas nilai-nilai dasar negara yang wajib dipertahankan. Hari Kesaktian Pancasila diresmikan untuk mengenang perjuangan mempertahankan ideologi Pancasila dari upaya kudeta yang mengancam persatuan dan kedaulatan negara. Secara historis, peringatan ini berakar dari peristiwa Gerakan 30 September (G30S/PKI) pada tahun 1965 yang merupakan upaya kudeta terhadap pemerintahan dan ideologi negara Indonesia. Insiden tersebut menelan korban tujuh Pahlawan Revolusi yang gugur sebagai simbol keberanian dan pengorbanan untuk menjaga keutuhan Pancasila. Setelah peristiwa ini, pemerintah menetapkan 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila untuk mengukuhkan bahwa Pancasila tetap menjadi panduan utama bangsa Indonesia dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman.
Penetapan 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila
pertama kali dilakukan melalui Surat Keputusan Menteri/Panglima Angkatan Darat
Nomor: KEP-977/10/1969 tanggal 3 Oktober 1969. Keputusan ini kemudian diperkuat
dengan Keppres No. 153 tahun 1967, yang menetapkan 1 Oktober sebagai Hari
Kesaktian Pancasila. Untuk mengenang peristiwa G30S/PKI dan menghormati para
pahlawan yang gugur, dibangunlah Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya,
Jakarta Timur. Salah satu elemen paling mencolok dari monumen ini adalah tujuh
patung pahlawan revolusi.
Ketujuh patung tersebut merepresentasikan para perwira tinggi TNI AD yang
menjadi korban dalam peristiwa G30S/PKI:
1. Letnan Jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani
2. Mayor Jenderal TNI Anumerta R. Suprapto
3. Mayor Jenderal TNI Anumerta M.T. Haryono
4. Mayor Jenderal TNI Anumerta Siswondo Parman
5. Brigadir Jenderal TNI Anumerta D.I. Panjaitan
6. Brigadir Jenderal TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo
7. Kapten CZI Anumerta Pierre Tendean
Dalam konteks modern, peringatan Hari Kesaktian Pancasila
bukan sekadar mengenang sejarah, melainkan juga menjadi pengingat pentingnya
mempertahankan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar pengembangan karakter
bangsa. Pancasila menjadi alat pemersatu berbagai suku, budaya, dan agama di
Indonesia, sekaligus menjadi benteng ideologi yang melindungi bangsa dari
berbagai ancaman ideologis dan disintegrasi. Pentingnya peringatan ini juga
tercermin dalam berbagai upacara yang diadakan di seluruh Indonesia, guna
membangkitkan kesadaran kolektif untuk menjaga persatuan bangsa. Salah satu
simbol monumental dari peringatan ini adalah Monumen Pancasila Sakti di Lubang
Buaya, Jakarta Timur, yang dibangun untuk mengenang para Pahlawan Revolusi.
Melalui Hari Kesaktian Pancasila, seluruh elemen bangsa
diharapkan terus memupuk rasa nasionalisme, kecintaan terhadap ideologi negara,
dan semangat untuk menjaga persatuan di tengah tantangan zaman. Peringatan ini
menjadi penguat tekad kolektif agar Pancasila senantiasa menjadi jiwa bangsa
Indonesia yang menggerakkan kehidupan berbangsa dan bernegara. Peringatan ini
menjadi momentum untuk memperkuat komitmen terhadap nilai-nilai pancasila dan
meningkatkan kesadaran sejarah ini kalangan generasi muda, dengan memahami
sejarah dan makna di balik Hari Kesaktian Pancasila, kita diharapkan dapat
lebih menghargai pengorbanan para pahlawan dan berkomitmen untuk menjaga
keutuhan NKRI berdasarkan Pancasila.