BBM Naik, Melapang atau Mencekik?

Semua orang tahu  kalau bahan Bakar Minyak  (BBM) berperan penting dalam kehidupan manusia. Khususnya di negara Indonesia, BBM sudah menjadi kebutuhan pokok telah mendarah daging
dari kalangan masyarakat menengah kebawah hingga  menengah keatas.  Semua membutuhkan dan menggunakan BBM. Entah itu untuk kebutuhan pribadi atau untuk proses produksi.
 
Harga minyak dunia yang melambung sampai US $ 81 per barrel menyebabkan anggaran indonesia untuk membeli minyak juga naik tinggi, secara otomatis hal ini memicu pemerintah indonesia untuk memutuskan menaikan harga BBM agar dapat menghemat biaya subsidi BBM. Pemerintah indonesia  berupaya agar masyarakat dapat merubah kebiasaan yang konsumtif menjadi produktif karena untuk saat ini Indonesia sendiri termasuk negara yang mengkonsumtif minyak terbanyak ke-4 se ASEAN. Dengan kenaikan harga BBM pemerintah dapat menghemat biaya,  dan biaya dari penghematan tersebut akan disalurkan ke sektor produktif seperti, pertanian, perikanan, infrastruktur, hingga pendidikan dan kesehatan.
 
Akan tetapi di lain sisi, kebijakan jokowi menaikkan harga BBM hanyalah mempersulit masyarakat  yang menengah kebawah seperti pedagang kaki lima, buruh, petani, dan lain sebagainya. Dalam bulan maret 2014 tercatat 28,8 juta jiwa atau 11,5% keluarga menengah kebawah dari total populasi masyarakat indonesia (detik.com). Daya beli barang juga merosot karena kenaikan harga BBM telah memicu naiknya harga kebutuhan pokok yang sulit di jangkau oleh kalangan menengah kebawah.
Dari kenaikan harga BBM dan kurang tepatnya pemerintah dalam menyalurkan bantuan, berdampak pula pada sosial tepatnya pada perekonomian masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang tidak dapat terbeli. Rakyat miskin terdorong untuk melakukan tindak kejahatan seperti  mencuri, menodong, mencopet  dan kejahatan lain sebagainya. Mereka berusaha segala cara untuk mempertahankan hidup.
 
Oleh karena itu, dalam hal ini  peran pemerintah  sangat dibutuhkan jika tujuan dari pemerintah menaikkan harga BBM adalah merubah kebiasaan dari konsumtif menjadi produktif agar dapat mensejahteraan rakyatnya. Maka harus dibarengi dengan kegiatan positif yang membangun masyarakat. Pemerintah juga harus  mengadakan pelatihan-pelatihan kewirausahaan bagi pengangguran dan anak putus sekolah. Pelatihahan kewirausahaan bertujuan untuk memberikan bekal bagi para pengangguran dan anak yang putus sekolah agar dapat mengasah bakat yang dapat di kembangkan untuk membuka lapangan pekerjaan baru guna memenuhi kebutuhannya dan hal ini berimpas pula pada pengurangan tingkat pengangguran.  Pemerintah juga harus memberikan bantuan modal bagi para pedagang atau wirausaha kecil guna menutupi kekurangan modal yang di akibatkan oleh melemahnya daya beli akibat kenaikan harga faktor produksi.

Di samping itu Pemerintah juga harus membangun sarana praktek seperti laboratorium disekolah-sekolah agar para siswa tidak hanya pasif mendengarkan materi dari guru tetapi juga dapat memporaktekkan langsung apa yang dia dapatkan, sehingga siswa mempunyai soft skiil dan dapat bersaing kanca lokal, nasional, maupun internasional. Apalagi di tahun 2015 akan adanya Asian-Pacific Economi Cooporation. Ini memaksa pemerintah Indonesia agar lebih bekerja keras lagi membangun kesejatraan social dan kecerdasan bangsa sebagaimana yang tercantum dalam alinea ke empat UUD NKRI 1945.
 
Penulis 
Nisfu