Hedonisme

Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang
menyakitkan. Hedonisme merupakan ajaran atau suatu yang mengajarkan  bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dari tindakan manusia.
 
Kesenangan dan kebahagiaan adalah sebagian kecil dari target yang harus dimiliki oleh setiap manusia, hal tersebut sudah pasti di inginkan oleh setiap manusia, tidak mungkin jika manusia pada jaman sekarang ini tidak menginginkan hal tersebut. Jika kita lihat kehidupan setiap manusia kekinian, kita dapat melihatnya banyak dari mereka yang terus menerus berusaha untuk mencapai kesenangan yang mereka anggap miliknya.
 
Di era sekarang ini dengan semakin berkembangnya kehidupan manusia yang semakin modern menjadikan mereka semakin menganggap setiap keinginan dari setiap orang harus terpenuhi pada saat tersebut, semisal keinginan untuk mendapatkan dan memperoleh suatu barang yang terbaru (limited edition) atau keinginan yang hanya untuk memenuhi hawa nafsu semata. Pandangan hidup seperti ini bukan hanyah terjadi pada orang-orang yanghidupnya mewah akan tetapi terjadi juga pada mahasiswa yang notabennya adalah manusia yang berpendidikan dan sudah pasti bisa membedakan hal mana yang harus mereka miliki dan mana yang tidak seharusnya mereka tidak miliki.
 
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura (FH UTM), yang merupakan sebagian kecil dari banyaknya mahasiswa di seluruh Universitas di Indonesia, jika kita lihat corak kehidupan mereka sebagai mahasiswa, sebagian besar masih  menganggap kesenangan dan kebahagiaan dalam befoya-foya merupakan tujuan hidup mereka dalam kehidupan perkuliahan. dan lebih parahnya lagi banyak dari mereka  sekarang ini sudah terkena virus yang namanya Hedonisme.
Jenis virus ini telah merambak dalam diri mahasiswa FH sekarang ini, karakterisktik mahasiswa yang sudah terinfeksi virus ini biasanya menjadikan perkuliahan hanyalah sebatas Formalitas “asal ngisi absen kemudian pulang” tidur di dalam ruangan atau setelah kuliah nongrong di kantin sampai “Bokongnya panas” lalu beranjak pergi. Mereka tidak peduli kalau kantin itu tempat makan bukan tempat diskusi, curhatan atau tempat mengambur-hambur omong-kosong mereka. Dunia kampus bagi mereka hanya untuk memperlihatkan jika mereka adalah mahasiswa yang keren, cakep, cantik, semok, modis dan menganggap jika mereka yang terbaik padahal kenyataannya tong kosong bunyi nyaringnya.
 
Tidak hanya dalam hal itu, Mahasiswa yang sudah terinveksi virus ini biasanya sangat jarang memperhatikan kehidupan sosial mahasiswa yang lain, mereka hanya peduli terhadap dirinya sendiri. Di FH sudah banyak yang termasuk kategori mahasiswa yang seperti ini, dapat di buktikan dengan jarangnya dari mereka yang tidak pernah ikut serta dalam kegiatan yang bertujuan untuk membagi kesenangan, atau kebahagian yang mereka dapat dengan orang lain atau teman sejawatnya. Bisa kita lihat juga dalam proses pembelajaran mereka, kebanyakan  dari mereka menganggap mendapatkan nilai yang tinggi adalah kesenangan terbesar yang harus mereka dapat, sehingga tidak jarang banyak yang berlomba-lomba mendapatkan nilai tersebut menggunakan cara apapun. Sampai ada yang rela sembunyi-sembunyi “pedekate” dengan dosennya demi tercapainya keinganan yg telah di impikan.. 
 
Pada dasarnya dalam kehidupan ini tidak semestinya jika seseorang menjadikan kesenangan dan kebahagiaan yang seperti itu adalah tujuan hidupnya, kesenagan dan kebahagian yang sesunggunya  jika kita bisa membagi kesenangan dan kebahagiaan yang kita peroleh ini dengan orang lain, dan kita seharusnya bisa menikmati setiap proses pembelajaran yang kita lalui, bukan untuk mendapatkan imbalan.
 
Hemat saya, kebanyakan mahasiswa FH UTM sudah melupakan makna dari kesenangan yang sebenarnya, oleh sebab itu perlu diadakan sebuah pembelajaran tentang pembentukan karakter dari mahasiswa seperti itu, mata kuliah profesi hokum seharusnya di isi oleh dosen-dosen yang lebih berkualitas dalam profesi hokum. Bisa juga dengan memberikan pembelajaran tentang arti kesenangan yang sebenarnya sehingga setiap mahasiswa bisa merubah menset berpikirnya, yang mulanya menganggap “titip absen” adalah sebuah kesenangan menjadi mengikuti setiap perkuliahan adalah kesenagan yang paling baik. Dalam hal ini dibutuhkan peran dari seorang Dosen untuk selalu membimbing dan membina setiap dari mahasiswanya.

Penulis
Ubed

Comments