BBM,,,Ah (Konspirasi)

Senin malam, 17 November 2014. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) itu di umumkan langsung oleh Presiden baru Indonesia Joko Widodo, dan berlaku pukul 00.00 tanggal 18 november
2014. Harga BBM jenis premium yang semula seharga Rp 6.500 dinaikkan Rp 2.000, menjadi Rp 8.500. Malam itu juga, puluhan bahkan ratusan mobil, sepeda, dan berbagai jenis kendaraan bermesin memenuhi SPBU, setidaknya pada malam itu harga BBM masih Rp 6.500.
 
Alasan-alasan yang selalu sama dikoarkan masyarakat, dalam hal ini adalah masyarakat menengah kebawah untuk menanggapi kenaikan harga BBM dari dahulu, yaitu semakin melambungnya harga kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga daya beli mereka semakin rendah. Lalu ada sebuah pertanyaan mengapa Indonesia selalu menaikkan harga BBM?.
 
Seperti yang dilangsir oleh merdeka.com, bahwa Sebelum tahun 2004, Indonesia merupakan negara yang kaya minyak sehingga masuk dalam Organisasi Negara Eksportir Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC). Setiap harinya, perusahaan-perusahaan minyak di Indonesia berhasil memproduksi lebih dari 1 juta barel. Saat itu, pertumbuhan kendaraan di Indonesia belum sepesat sekarang. Jadi, masih terdapat alokasi minyak yang di ekspor keberbagai negara. Luar biasa Indonesia kita, tapi itu dulu, sekarang Indonesia dikeluarkan dari OPEC karena Indonesia masuk dalam negara pengimpor minyak lebih besar daripada ekspor, bukan mustahil memang karena Indonesia kini hanya mempunyai cadangan minyak sebanyak 4 miliar barel yang kira-kira hanya mampu untuk mencukupi kebutuhan minyak Indonesia sekitar 11 tahun lagi. Dengan pesatnya pertambahan kendaraan bermotor di Indonesia, kebutuhan minyak Indonesia juga bertambah, dengan begitu Indonesia harus mengimpor minyak.
 
Alasan yang di cetuskan oleh Presiden Jokowi untuk kenaikan BBM, adalah pengalihan sektor konsumtif ke produktif yaitu pengalihan anggaran yang banyak digunakan untuk subsidi BBM ke anggaran pembangunan sektor infrastruktur, pendidikan dan kesehatan. Begitu juga dengan pernyataan menteri keuangan Bambang Brodjonegoro pada media online tempo.co, bahwa kenaikan harga BBM ini akan mengimbas pada penghematan anggaran sebesar Rp 120 triliun, mulai tahun 2015.
 
Tidak sepatutnya lagi, penghujatan terhadap pemerintahan ini dilontarkan secara ekstrem, yang kini marak terjadi demo diberbagai wilayah di Indonesia. hal-hal tersebut terjadi karena kurangnya analisis masyarakat terhadap kenaikan BBM.Yang dimaksud adalah analisis terhadap efek jangka panjang yang ditimbulkan, dari kenaikan harga BBM tersebut, diatas sudah disebut beberapa alasan dari  pemerintah, tehadap jangka panjang kenaikan BBM ini. sudah tidak sepatutnya lagi kita beralasan spontan dengan dalih kebutuhan sehari-hari, sudah terlau klasik kawan, sebenarnya bukan kebutuhan sehari-hari tetapi lebih kepada kebutuhan nafsu akan gaya keseharian yang menjadikan masyarakat konsumtif berlebihan. 
 
Siklus minyak di Indonesia ‘Dari Indonesia, Oleh mereka, Untuk kita’ ironi memang, dimana pengharapan terhadap minyak Indonesia yang melimpah bisa diolah sendiri tetapi itulah siklus minyak yang diciptakan dari ke-goblokan negeri kita dimana minyaknya dari negeri kita, tetapi kita sendiri belum mampu mengolahnya menjadi bahan jadi, sehingga dengan sukarelanya pemerintah berkompromi dengan asing untuk mengolahnya, lalu dijual lagi kepada kita dengan harga yang tentunya menguntungkan untuk perut penguasa dan pejabat, tetapi di sisi lain, kita terasa terlena oleh semua itu, dengan tidak sadar, kita telah bersepakat dengan permainan politik penguasa dan pejabat.Salah satunya dengan kecenderungan masyarakat Indonesia yang konsumtif, dan dengan gampangnya kita membeli kendaraan bermotor yang setiap tahunnya semakin merangkak naik pertumbuhannya, hal ini tentunya mengakibatkan konsumsi minyak menjadi membrutal, dan dengan senang hati para perusahaan asing itu, mengeruk minyak tanah ini lalu dijual kembali ke Indonesia, dengan menggunakan muka pejabat perusahaan asing itu berkata ‘Untuk menyediakan kebutuhan BBM Indonesia’. Jadi seharusnya kita harus sadar akan permainan judi kelas kakap itu, perlawanan-perlawanan spontan turun kejalanan, rasanya sudah menjadi hal yang konyol.Untuk saat ini sudah saatnya untuk kita melakukan perlawanan dengan cerdas terhadap konspirasi penguasa(konspirasi penguasa yang dimaksud disini adalah untuk mengeruk minyak Indonesia dengan memanfaatkan daya konsumtif masyarakat Indonesia yang besar, lalu disodorkan dengan berbagai pilihan kendaraan bermotor yang sangat berperan besar dalam konsumsi minyak dunia). Satu contoh kecil adalah bersepeda onthel atau kendaraan-kendaraan non mesin yang tidak menggunakan BBM, ini juga merupakan perlawanan terhadap konspirasi penguasa untuk mengeruk kekayaan minyak Indonesia, dengan bersepeda onthel setidaknya kita telah mengurangi sasaran dari pemasaran minyak oleh perusahaan-perusahaan minyak tersebut. Hal ini tentunya juga bukan hanya Indonesia yang harus melakukan, tetapi juga negara-negara dengan populasi kendaraan bermotor yang sudah membludak.

Penulis 
Soetrisno 


Comments