Di era sekarang ini, game online menjadi suatu budaya baru yang dimainkan oleh remaja. Tidak hanya remaja, saat ini semua kalangan rupanya memainkan game online, mulai orang dewasa bahkan anak-anak. Padahal beberapa game online sendiri sebenarnya mempunyai batasan usia untuk dimainkan. Salah satu contohnya Mobile Legends, sekarang siapa yang tak tahu game online tersebut?
Berdasarkan artikel yang ditulis oleh Ferdiansyah Gandhi Camara di internet beberapa waktu yang lalu, Gandhi menyebutkan bahwa game ini memiliki tingkat pengguna yang berada pada usia 18-25 tahun. Tampilan visual, grafis permainan, resolusi gambar yang menarik, fitur chat room yang membuat para pemain bisa berkomunikasi antara satu dengan yang lain menjadi daya tarik tersendiri bagi seseorang yang menyukai game Mobile Legends. Terlebih lagi game tersebut merupakan game online yang bergenre action atau fighting games yang para pemain bisa memilih karakter atau hero mereka dengan bebas. Dimana karakter atau hero tersebut memiliki kemampuan yang berbeda-beda dan mengeluarkan jurus yang berbeda pula serta menjadi jagoan mereka dalam mengalahkan musuh.
Sebenarnya memainkan game online tidak salah dan tidak berdampak negatif juga jika dimainkan sesuai dengan porsinya. Beberapa artikel di internet menyebutkan bahwa batas minimal memainkan game online adalah 90 menit atau satu setengah jam, namun sekarang ini waktu 90 menit itu sangat cepat sekali. Di Mobile Legends sendiri, waktu 90 menit hanya bisa bermain tiga game saja.
Lalu apa dampak Mobile Legends bagi para pemainnya? Sebut saja karakter atau hero yang ada dalam Mobile Legends, karakter atau hero tersebut memperlihatkan keerotisan tubuh wanita atau yang bisa disebut juga dengan pornografi. Hal tersebut mengakibatkan dorongan seksual pada remaja, belum lagi bagi anak-anak yang belum mengetahuinya, hal itu dapat mengakibatkan rasa keinginan tahu yang sangat kuat. Tanpa adanya perlindungan terhadap pengawasan game online, maka para remaja ataupun anak-anak akan terjerumus ke dalam lingkungan sosial yang menyimpang.
Selain itu, seperti yang kita tahu game ini adalah game dengan jenis action atau peperangan. Tanpa dipungkiri, jenis game ini dapat mempengaruhi perkembangan remaja walaupun remaja saat ini sudah dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Bahkan bagi beberapa remaja dan juga anak-anak dapat mengakibatkan adanya sifat agresif dan bertindak kasar kepada orang lain. Namun sebenarnya anak-anak lah yang paling banyak dirugikan dalam pengaruh negatif ini, karena anak-anak pada dasarnya lebih condong dalam hal meniru “apa yang mereka lihat”.
Dampak negatif lain yaitu para pecandu game online dapat lupa waktu, bagi mereka yang sering menghabiskan uang, menurunkan prestasi belajar, serta lupa akan kewajiban yang harus mereka lakukan seperti sekolah, kerja, mengerjakan tugas dan lain sebagainya.
Berbicara dampak positif dalam bermain game online hanya mereka yang bisa memanfaatkan peluang atau mereka yang bisa mengambil langkah yang berani. Seperti para youtuber yang kontennya berisi hal-hal yang berhubungan dengan Mobile Legends atau game online lainnya, mereka bisa mendapatkan uang dari iklan di video tersebut, belum lagi jika ada sponsor atau pihak yang bekerjasama dengan youtuber tersebut.
Contoh lain yaitu jika para pemain game online yang ikut gabung dalam tim e-sport akan mendapatkan gaji dari perusahaan yang menaungi pemain tersebut. Belum lagi jika para pemain game online mengikuti perlombaan besar yang diadakan oleh perusahaan bahkan hanya perlombaan kecil-kecilan yang biasanya diadakan oleh beberapa tempat nongkrong anak muda.
Dahulu para pahlawan seperti Bung Tomo, Cut Nyak Dien, dan Teuku Umar yang menyerang para musuh di medan peperangan secara nyata. Mengorbankan seluruh waktu, tenaga, bahkan harta yang mereka punya demi memperjuangkan Indonesia. Sekarang pahlawan online seperti Fanny, Alucard, dan Zilong lah yang menyerang musuh di medan peperangan dalam game Mobile Legends yang kalian mainkan. Mengorbankan waktu, tenaga, dan bahkan harta kalian yang justru lebih condong ke arah hal yang sia-sia saja tanpa adanya manfaat bagi Indonesia.
Kegiatan untuk memperingati peristiwa-peristiwa bersejarah layaknya Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan, atau pun Peristiwa G30S/PKI, kini tergantikan oleh kegiatan untuk bermain game online. Perasaan untuk mengenang para pahlawan yang sudah meninggal demi memperjuangkan bangsa sudah tidak menjadi prioritas atau hanya menjadi hal yang sudah dianggap basi untuk dilakukan di zaman sekarang.
Bandingkan respon para pemuda jika pahlawan jagoan mereka dalam game online yang meninggal dan para musuh dalam permainan itu yang menang, apakah sama jika pahlawan bangsa kita yang meninggal dan para penjajah tetap memiliki hak akan bangsa kita?
Oleh: Dea Aprillia
Comments