Popularitas aplikasi TikTok akhir-akhir ini kian melejit. Dilengkapi dengan berbagai fitur dan efek yang menarik membuat aplikasi ini tidak hanya digandrungi oleh anak muda namun anak–anak dan orang dewasa pun dapat kita temui menggunakan TikTok. Beberapa artis dan selebgram Indonesia seperti Marsha Aruan, Adhisty Zara, Ria Ricis, Dian Sastro, dan bahkan Maudy Koesnaedi pun turut ikut bermain TikTok, hal tersebut semakin menambah kepopuleran aplikasi ini.
Sebenarnya apasih TikTok itu? Secara umum TikTok dikenal sebagai sebuah aplikasi yang didalamnya berisi platform video pendek yang didukung dengan musik, baik musik tarian maupun gaya bebas. Para pengguna TikTok didorong untuk berimajinasi sebebas–bebasnya yang nantinya video tersebut bisa dibagikan ke teman ataupun sosial media.
Seiring perkembangan, TikTok yang semakin populer tentunya banyak menimbulkan pro dan kontra di lingkungan masyarakat yang diikuti dengan berbagai pengaruh positif dan negatif bagi penggunanya.
Tahun lalu, tepatnya pada 3 Juli 2018 TikTok sempat diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) karena dianggap mengandung banyak konten negatif, khususnya untuk anak–anak. Namun, tak lama kemudian Kominfo membuka kembali akses layanan aplikasi tersebut dengan alasan pihak TikTok berencana menerapkan standar komunitas baru khusus untuk Indonesia. Seperti batas usia minimal pengguna dan penerapan sistem keamanan dan kecerdasan buatan yang dilakukan untuk menyaring konten-konten negatif yang ada di platform TikTok.
Lantas apa saja dampak yang ditimbulkan dari adanya aplikasi ini?
Mengutip dari salah satu artikel yang diunggah oleh kompasiana.com mengenai dampak-dampak yang di hasilkan dari aplikasi TikTok kepada remaja baik segi positif maupun segi negatif. Dari segi positif sendiri aplikasi ini memiliki beberapa manfaat untuk remaja, salah satunya yaitu dapat mendorong kreativitas seseroang dalam membuat suatu karya.
Tetapi dari salah satu poin positif tersebut, terdapat banyak dampak negatif untuk remaja. Salah satunya secara tidak langsung, TikTok menjadi penyebab generasi remaja untuk suka bergoyang ria. Apabila anda termasuk seseorang yang sering aktif di Instagram, pastinya anda akan menjumpai beberapa netizen dengan berbagai video yang dibuat dengan menggunakan aplikasi TikTok ini. Ada yang biasa saja, dan ada yang luar biasa. Luar biasa keterlaluannya. Sebab ada beberapa remaja dan anak-anak bergoyang ria yang tidak wajar.
Tidak hanya itu, menurut Ketua Indonesia Child Protection Watch (ICPW) dan Komisioner KPAI Periode 2014-2017 Erlinda, diketahui hingga sampai saat ini sudah ada 3.000 aduan masyarakat yang menjelaskan bahwa aplikasi ini dinilai kurang baik.
Memang perlu disadari bahwa Aplikasi TikTok berpotensi untuk para pengguna melakukan hal-hal yang "tidak sewajarnya" atau melakukan hal yang tidak sesuai norma agama, etika, sosial, dan norma lainnya. Apalagi sebagian masyarakat Indonesia cenderung mempunyai perilaku tidak mempertimbangkan terlebih dahulu atau berpikir sejenak akan dampak negatif dalam kehidupan sosial mereka. Kebanyakan masyarakat belum mampu memfilter mana yang akan berdampak baik dan mana yang berdampak buruk.
Penggunaan aplikasi TikTok secara berlebihan juga dapat memicu sikap narsisme bagi penggunanya terutama para remaja, bergoyang didepan kamera dengan pakaian kurang bahan contohnya, khususnya untuk remaja perempuan. Namun jika dilihat dari sisi yang lain remaja juga bisa melatih kreativitas serta mengekspresikan diri menggunakan aplikasi tersebut. Sebenarnya, dampak positif maupun negatif dari TikTok tergantung bagaimana penggunanya. Sah-sah saja menggunakan TikTok, asal sesuai ketentuan yang ada dan dengan porsi sewajarnya.
Oleh: Sevia Ari Elviana