Bird Box


Judul Buku : Bird Box
Penulis : Josh Malerman
Penerbit : Noura Books
Cetakan : Cetakan Pertama, September 2019
Tebal Buku : 395 Halaman
ISBN : 9786023859364

Apakah yang kalian rampas? Apa yang kalian lakukan di sini? Apakah kalian punya tujuan? Apakah mereka menyadari apa yang mereka lakukan?

Dimulai dengan suasana yang mencekam, novel mystery triller ini mengajak pembaca untuk berjalan mundur di masa semuanya bermula. Saat itu Malorie hamil tanpa pasangan dan dikejutkan dengan insiden bunuh diri masal yang bermula di Rusia dan dengan secepat kilat merebak di seluruh dunia. Insiden bunuh diri ini terus terjadi kerena entitas yang berkeliaran di luar rumah dan bisa memicu banyak seseorang yang melihatnya untuk bunuh diri.

Berbagi media terkemuka mulai memberitakan seperti MSNBC, CNN, New York Times dan berbagai siaran yang dipajang di TV, internet dan radio. Insiden ini terjadi dimana-mana, orang mulai mengatakan ini berhubungan dengan memihat sesuatu sehingga korbannya bunuh diri.

Malorie mulai khawatir tidak ada hal positif untuk ditonton, namun ia tidak bisa mengalihkan pandangan dari layar TV, laptop terbuka dan menyala, suara radio terdengar lirih. Tidak ada lagi iklan, penyiar beberapa kali terdiam sejenak dan tanpa malu menunjukkan keterkejutannya ketika menerima berita terbaru saat sedang siaran. Semua itu membuat Malorie merasa sedang berada di ruang kendali perang dengan makhluk di luar rumahnya. Semua penyiar  menyatakan “kita akan menjalaninya bersama-sama”.

Malorie mengalami serangan panik pertamanya saat mengetahui sang adik bunuh diri dengan gunting tertancap di dadanya. Ia berusaha mencari bantuan dan tidak ada yang menolongnya, hingga ia teringat ada “Rumah Aman” yang terpampang di iklan pada sebuah koran. George mengundang orang asing untuk ke rumahnya ketika semua orang menutup pintu. George yang progresif terus mengajukan gagasan mungkinkah bisa melihat keluar jendela lewat lensa? Kaca pembias? Teleskop? Binokular? Itulah gagasan besarnya. Karena kalau itu masalah penglihatan, mungkin yang harus dilakukan adalah mengubah garis pandang kita dengan memandang lewat benda, mungkin makhluk itu tidak bisa menyakiti. 

Bird Box ini diceritakan dengan sudut pandang orang ketiga yang menyoroti alur kehidupan Malorie yang mengalami penyesalan dalam situasi yang mencekam seperti ini, ia tidak bisa menemukan cara memberi tahu dua bocah kecilnya untuk membiarkannya berlarian di pekarangan, jalanan, mengizinkan mereka mengintip walupun sekali saja. 

Ketika kedua bocah kembarnya sudah cukup besar untuk belajar, Malorie melatih diri sendiri sekaligus mereka, namun Malorie tidak akan pernah bisa mendengar sebaik mereka. Dia sudah berusia dua puluh empat tahun sebelum mampu memahami perbedaan anatara tetes air hujan dan ketukan di jendela dengan hanya mengandalkan pendengaran karena dia dibesarkan dengan penglihatan.

Sisi kemirisan yang terus digambarkan oleh penulis dari Malorie terhadap anak-anaknya, mereka tidak bisa merasakan kebebasan, dia melatih mereka layaknya hewan peliharaan. Malorie akan melakukan apapun untuk bertahan hidup sekalipun itu bertolak belakang dengan yang diinginkan.

Apakah ini membuatnya menjadi guru yang keliru? Ketika Malorie membawa dedaunan ke dalam rumah dan menyuruh anak-anak yang bertutup mata sambil mengenali perbedaan antara dia menginjak daun dan meremas daun, apakah itu pelajaran yang benar untuk diberikan?

Orang-orang mulai mempertanyakan apakah yang sebenarnya terjadi, jika mereka mulai melihat di luar rumah tiba-tiba mereka akan terhipnotis untuk bunuh diri dan mereka akan dihadapkan dengan peneyesalan masa lalu mereka sehingga mendadak depresi kemudian bunuh diri atau mereka telah melihat sesuatu yang mengerikan dan panik. Makhluk ini tidak bisa melukai secara fisik. Sehingga himbauan dari pemerintah untuk mengunci pintu rumah, menutupi jendela dengan kain hitam dan tidak melihat keluar rumah atau menggunakan penutup mata. 

Maka dalam rangka menyelamatkan diri Malorie harus melakukan perjalanan dengan perahu bersama dua anak kembarnya menyusuri sungai. Perjalanan tersebut diganggu oleh banyak hal, salain virus bunuh diri juga para pembubuh. Perahu itulah tempat terakhir yang tersisa, tempat kehidupan bisa ditemukan. Seluruh dunia menyambar dari ujung perahu, kayu mengambang ini diiringi dengan setiap iringan dayungan Malorie dengan mata tertutup kain yang menyakiti pelipis dan telinga mereka.

Menetap di rumah dengan menghindari bahaya dari luar seperti Bird Box. Burung dalam sangkar yang hanya dibesarkan dengan apa yang ada dalam kurungannya, tidak dalam alam aslinya, menikmati terbang ke angkasa  dan melihat betapa luasnya langit yang hitam mendadak berubah dengan indahnya berbintik bintang. 

Apakah pandemi bunuh diri masal ini akan terus terjadi sama halnya yang terjadi pada kita sekarang. Di suruh hanya di rumah karena kematian akan menunggu. Sebab bahaya  sakit menular yang akan menjangkit jika di luar rumah. Seperti halnya Bird Box yang secara sementara tidak bisa menikmati kehidupan di luar sangkar. 

Oleh: Erika Juliatin

Comments