Memasuki bulan kedua, pandemi virus corona yang melanda Indonesia, kemudian mengubah cara hidup masyarakat Indonesia saat ini. Work From Home (WFH) menjadi kata yang sering digunakan di kalangan masyarakat Indonesia yang berada dalam posisi usia produktif. Perubahan cara menjalani kehidupan ini bisa dikatakan hanya perubahan teknisnya saja, tidak dengan substansinya. Namun seperti yang kita ketahui, tidak ada suatu pekerjaan pun yang benar-benar mandiri atau dapat dikerjakan seorang saja, melainkan selalu ada suatu hal dimana mengharuskan kerjasama dengan yang lain. Tentu saja WFH tersebut akan menghambat produktifitas karyawan atau para pekerja.
Hambatan produktifitas rupanya tidak hanya terjadi pada kalangan pekerja, namun juga di berbagai aspek kehidupan. Misalnya, produktifitas pelajar atau mahasiswa yang pembelajarannya diimbangi praktik, namun karena ada social distancing yang mengharuskan WFH, praktik tersebut tidak bisa diadakan. Diskusi-diskusi keilmiahan yang mencerahkan kebingungan pun turut terhambat karena tidak berkumpul. Yang biasanya terpaksa harus masuk kelas dan mendapat materi, kini dengan kuliah online kadang hanya sekedar absen kemudian hilang ditelan bumi. Keadaan tersebut jelas nampak bahwa dengan adanya pandemi virus corona ini telah banyak menyebabkan produktifitas di berbagai kalangan.
“Haduh, gara-gara kuliah online aku jadi gak produktif”, keluh seorang mahasiswa. Namun apakah benar kuliah online menghambat produktifitas mahasiswa? Apakah dengan #dirumahsaja kita menjadi tidak produktif? Tentu saja tidak. Produktifitas tidak ditentukan oleh hambatan yang terjadi di luar, namun ditentukan dari keinginan dalam diri untuk terus berkarya.
Perlu diingat, bahwa produktif bukan hanya melakukan hal yang harus atau wajib dilakukan. Namun seluruh kegiatan yang menghasilkan karya, apapun itu, termasuk kegiatan produktif. Maka dari itu, kita tidak bisa menyalahkan virus corona ataupun kuliah online jika membuat kita tidak produktif.
Virus corona dan kuliah online adalah tantangan yang harus kita hadapi, bukan lagi hambatan yang membuat kita terus menikmati ketidak-produktifan. Lalu apa saja yang bisa dilakukan agar tetap produktif? Berikut kiat-kiat agar tetap produktif, cerdas, dan sehat, walau harus #dirumahsaja.
Bangun, Mandi Dan Olahraga Secara Rutin
Sosial distancing memaksa kita untuk tidak melakukan aktifitas apapun dilyuar rumah. Keadaan tersebut membuat kita terbuai untuk bangun siang, tidak mandi bahkan lupa apa itu olahraga. Namun seperti yang kita ketahui mandi dan olahraga akan sangat berpengaruh terhadap kondisi fisik dan psikis.
Bangun pagi memberikan kesempatan untuk menghirup udara segar dimana hal tersebut akan berpengaruh terhadap pernafasan yang kemudian membuat otak menjadi rileks. Mandi dipagi hari walau seharian di rumah tidak hanya membersihkan kotoran yang menempel pada badan, namun juga membuang beban pikiran di hari sebelumnya yang bisa dilanjut dengan olahraga, sehingga badan akan tetap terasa bugar, jauh dari penyakit, menghilangkan rasa kantuk dan menjaga kefokusan.
Membaca Buku
Buku mata kuliah, novel atau buku lainnya adalah kegiatan yang sangat bermanfaat bagi siapapun. Seperti kita ketahui buku adalah jendela dunia, artinya untuk melihat dunia kita tidak perlu menghabiskan waktu dan tenaga untuk mengelilinginya, cukup dengan membaca buku kita bisa mengetahui seluruh isi dunia.
Terlebih bagi mahasiswa, membaca buku adalah hal yang wajib untuk dilakukan. Maka dalam keadaan pandemi seperti ini sangat tepat bagi siapapun untuk menghabiskan buku-buku yang sudah dibeli namun belum dibaca. Bagi yang belum terbiasa dengan membaca buku atau masih dalam tahap mengumpulkan niat dan keberanian, maka sekarang adalah saat yang tepat untuk mulai mengenal, menyayangi dan mencintai buku.
Melakukan Hobi
Setiap manusia baik wanita atau pria, tua atau muda, selalu memiliki hobi. Bermain musik, bernyanyi, memasak, mendekor rumah, menulis, menggambar dan lain sebagainya adalah kegiatan hobi yang bisa dilakukan saat ini. Ketika kita terpaksa harus berdiam diri di rumah, maka melakukan hobi tersebut adalah hal yang sangat tepat, sebab bukan saja membuat hati kita bahagia, namun juga bisa bermanfaat bagi orang sekitar.
Jika biasanya tidak sempat memasak karena terlalu sibuk dengan kegiatan di luar, maka saat ini adalah saat yang tepat, sehingga skill memasak bisa meningkat. Bagi yang memiliki hobi menulis atau menggambar maka saat ini adalah saatnya menambah koleksi tulisan atau gambar yang kemudian akan berdampak langsung terhadap skill yang telah dimikili sebelumnya.
Mempelajari Hal Baru
Suatu hal yang ingin dikuasai sejak lama, namun karena terlalu sibuk tidak juga dilakukan. Hal baru apa saja itu? Contohnya mempelajari bahasa asing yaitu bahasa Inggris atau bahasa lainnya dan apapun itu seperti yang disebutkan pada paragraf sebelumnya.
Mempelajari hal baru akan sangat bermanfaat untuk peningkatan softskill. Bahkan dalam media sosial dikatakan bahwa istri komedian Indonesia Aming, mengisi sosial distancing-nya dengan mempelajari iqra, karena ingin bisa membaca kitab suci Al-Qur’an. Hal ini menunjukan bahwa walaupun gerak kita terbatas namun ada banyak hal lain yang bisa dilakukan.
Mengikuti Kegiatan Sosial
Kegiatan sosial seperti membagikan masker, penyemprotan disinfektan atau membagikan makanan kepada orang-orang yang membutuhkan adalah kegiatan yang sangat mulia. Terlebih, tidak semua kalangan memiliki persediaan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Buruh harian, sopir angkutan kota, atau ojek online, yang hanya mengandalkan pemasukan harian, tidak memungkinkan untuk terus berdiam diri di rumah, sedangkan kebutuhan sehari-hari tidak tercukupi. Di sanalah peran para relawan dibutuhkan walaupun hanya sekedar meringankan sedikit beban, namun semata-mata fungsinya sebagai makhluk sosial.
Jadi, kegitan apa saja yang akan kalian lakukan untuk mengisi sisa social distancing? Atau kegiatan apa saja yang sudah kalian lakukan? Semoga segera mendapatkan manfaatnya. Walaupun dalam keadaan pandemi yang memaksa kita untuk tidak keluar rumah, bukan berarti kita tidak bisa melakukan hal-hal yang produktif.
Virus corona adalah tantangan yang harus kita hadapi, yang harus kita taklukkan untuk hidup yang lebih baik. Kita bisa mengambil pelajaran dan hikmah dari kejadian luar biasa ini, contohnya saja dengan adanya pandemi ini kita menjadi lebih peka terhadap keadan sosial, menjadi lebih menjaga kebersihan, menjadi lebih dekat dengan Tuhan, bahkan sampah berkurang sampai berton-ton, dan lubang ozon mulai tertutup kembali karena pemanasan global mulai berkurang. Semoga lekas membaik.
Oleh: Dede Fatimah
Comments