Tunas-Tunas Rindu

Tumbuh

Kau pun pergi dengan tunas luka
Tertanam pada detik waktu yang terus tumbuh
Lantas mencari dan menanti

Menunggumu lenyap Tanpa senyap
Dengan mengulum sepi
Melumat sunyi
Meneguk pahitnya kenangan

Kala mulai letih memanggul purnama
Tunas-tunas itu mulai tumbuh diantara kelopak matamu

___________________________________________________

Lamban

Lelah mengulum luka
Melumat derita 
Serta menenggak rindu
Ternyata waktu tetap saja melambat

Kendati meluluhkanku
Namun Langit masih membiru
Tanah masih memburu

Malam menyingsing, fajar pun tertawa
Mentertawakan rindu yang melucutiku

___________________________________________________

Gemericik

Rintik demi rintik perlahan turun
Menyingkap segala kenangan tentangmu
Awan mendung
Derita mengaung
Tetes demi tetes menghadirkan rindu
Terbalut dalam gemericik nada sendu

Engkau mengalir,
Dirimu lekang
Menyisakan kenang yang membatang

___________________________________________________

Senyap

Untukmu,
Yang menanamkan resah
Lantunan dari mulutmu menumbuhkan kenangan lara
Memunculkan tunas-tunas baru sebagai pengingat derita

Malam berpamitan, fajar mengucapkan salam
Keluh kesah turut hadir diantaranya
Membuatku bercengkrama hingga menuangkan air mata

Padamu yang telah melupakan rasa
Menghilangkan asa
Harusnya tak pernah ada

___________________________________________________

Merona 

Bintang dan rembulan saling beradu pandang
Bumi pun turut menyaksikan akan keelokan
Tatapan indah matamu
Kini hanya tumbuh dalam kenang

Bunga indah dalam balutan Rindu
Tetap saja bermekaran dalam lantunan melodi sendu
Mawar merah yang kian merekah
Kini hanya menyisakan derita


Oleh: M. Rendi Sulistiyo

Comments