Sogok Aku Kau Kutangkap

 


Judul : Sogok Aku Kau Kutangkap (Novel Biografi Artidjo Alkostar)

Penulis: Haidar Musyafa

Tahun Terbit : Cetakan Ke-1/2017

Penerbit : Imania

Jumlah Halaman : 434

 

Salah besar jika kamu melihat kesungguhan rang-rang Madure dalam meraih mimpi hanya sebatas berjuang untuk mendapatkan apa yang diinginkan saja. Sebab kesungguhan rang-rang Madure dalam meraih cita-cita justru dilihat dari prosesnya, bukan hasil.

Sebuah buku berjudul Sogok Aku Kau Kutangkapditulis oleh Haidar Musyafa yang merupakan seorang penulis kelahiran tahun 1986 di Sleman, Yogjakarta. Selama hidupnya, Haidar telah menghasilkan buku novel biografi, di antaranya: Tuhan, Aku Kembali: Novel Perjalanan Ustad Jeffry Al-Bukhary, Cahaya Dari Koto Gadang: Novel Biografi Haji Agus Salim 1884-1954, Sang Guru: Novel Biografi Ki Hajar Dewantara, Kehidupan, Pemikiran, Perjuangan Pendiri Taman Siswa 1889-1959, Hamka: Sebuah Novel Biografi, Dan Dahlan (Sebuah Novel). Buku ini bercerita tentang kisah perjalanan hidup Artidjo Alkotsar yang lahir di Kabupaten Situbondo Jawa Timur pada tahun 1948, seseorang berdarah sakerayang terkenal dengan kegigihan dalam menegakkan hukum di Indonesia

Cerita bermula ketika Artidjo yang tiba-tiba didatangi oleh Menteri Kehakiman dan HAM yaitu Yusril Ihza Mahendrabeliau meminta agar Artidjo mengikuti calon Hakim Agung jalur non karir. Sedangkanpada saat itu Artidjo memiliki kesibukan sebagai lawyer sekaligus pendiri Artidjo Alkostar and Associate

Mulanya, Artidjo menolak permintaan tersebut tanpa ragu karena ia tidak pernah berpikir untuk menjadi seorang hakim. Ia merasa dunianya adalah membela rakyat kecil sebagai lawyer. Menurutnya,dunia pengadilan tinggi itu seperti hutan rimba yang sangat keras, di sana penuh dengan suap menyuap sehingga hukum dapat diperjualbelikan dengan mudah. Namun, Yusril terus meyakinkan Artidjo untuk menerima tawaran tersebut karena ia yakin akan kegigihan dan komitmen Artidjo dalam menegakkan hukum seadil-adilnya. 

Seiring berjalannya waktu sejak sebulan pertemuannya dengan Menteri Kehakiman dan HAM tersebutArtidjo masih belum menemukan jawaban yang harus diberikanlebih dari itu, ia teramat sibuk dengan pekerjaanya di kantor hukum yang didirikannya. Mengetahui hal tersebut, Sri Widyaningsih sebagai istrinya memberikan saran agar Artidjo berangkat ke Madura untuk menemui Kiaidengan tujuan diberikan pencerahan dan segera menemukan jawabannya. Namun sebelum berangkat,Sri meminta kepada sang suami untuk menceritakan kisah perjalanan hidupnya dari kecil hingga saat ituyang di mana sekitar tahun 1999-2000Tanpa berlama-lama Artidjo pun bercerita dengan saksama. 

Bermula dari Artidjo kecil yang merupakanseorang anak cerdas dibanding teman-temannya. Artidjo tidak terlahir dari keluarga kaya ataupun berkedudukan tinggi, ia hanya anak seorang petani di pesisir selat Madura yang dikenal mampu mengambil hikmah dan pelajaran dari kejadian yang dialaminya. Ayahnya adalah seorang guru ngaji yang cukup terkenal di kampungnya dan merupakan sosok ayah yang keras serta berpendirian seperti kebanyakan rang rang Madure lainnyaOleh karenanyaAyah dariArtidjo rela melakukan apapun untuk mencapai keinginannya yaitu menyekolahkan Artidjo sampai perguruan tinggi. 

Selain dalam bidang pendidikan, Artidjo kecil disibukkan dengan hobinya yakni memelihara kambing, sapi, dan ayam. Namun, pada suatu ketika ia ditegur oleh kedua orang tuanya karena hobinya tersebut justru menghambat sekolah dan terbukti dengan nilainya yang menurun. Karena Artidjo tidak ingin kehilangan sapi yang dicintainya, maka ia terlibat debat panjang dengan kedua orang tuanya. Menurut saya di sinilah awal mula kecerdasan Artidjo sebagai pengacara mulai terlihat, di mana ia mampu meyakinkan kedua orangtuanya dan bersepakat dengan kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak. 

Semasa Sekolah Menegah Atas (SMA), Artidjomengikuti kegiatan ekstrakurikuler pertanian di sekolahnya karena sangat tertarik dengan dunia tersebut. Ia juga menceritakan ketertarikannya tersebutkepada sang ayahnamun lagi-lagi, Ayah Artidjodengan keras menentang hal tersebut. Bagi ayahnyapertanian adalah hal yang tidak perlu dipelajari disekolah dan juga pertanian hanya perlu untuk dilaksanakan. Akan tetapiArtidjo tidak menyerah begitu saja, ia mencoba menjelaskan ilmu yang diperoleh di sekolah kepada ayahnya yang tidak mengenyam pendidikan formal tersebut.

Setelah mendapatkan dukungan dari sang ayah,Artidjo semakin mantap dengan cita-citanya, yaitu menjadi seorang ahli pertanian dan membantu meningkatkan hasil pertanian di daerahnya. Namun malang, saat ia mendaftar di Fakultas Pertanian di Universitas Gajah Mada dan universitas lainnya yang berada di Jogja, semua fakultas tersebut sudah menutup pendaftaran. Kecewa berat dirasakan oleh Artidjo juga ayahnya, namun teman yang membantuArtidjo selama ini menyarankan untuk masuk ketempatnya berkuliah yaitu Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (FH UII). Setelah melaluiberbagai pertimbanganakhirnya Artidjo mengikuti saran tersebut.

Pada awal masa berkuliah Artidjo tidak lupa dengan cita-cita awalnya yaitu menjadi seorang ahli pertanian. Namun seiring berjalannya waktuia mulai menikmati perannya sebagai mahasiswa hukum dan justru tenggelam dengan permasalahan yang ada dikampusnya juga permasalahan hukum secara nasional. Keterlibatannya dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Dewan Mahasiswa (DEMA) tidak lain tidak bukan karena dorongan hatinya yang terus merasa tidak tenang melihat permasalahan yang berada di kampus ataupun di pemerintah pusat. Artidjo terkenal dengan kecerdasannya juga keberaniannya dalam menyampaikan pendapat, hal ini juga yang menjadikannya dipercaya untuk menjadi asisten dosen dan mengajar mata kuliah hukum pidana. 

Lalu bagaimanakah perjalanan selanjutnya yang membuat seorang Artidjo menjadi hakim yang paling ditakuti khususnya oleh para koruptor? Apakah yang membuat Artidjo yakin menerima ajakan Menteri Kehakiman dan HAM itu? Untuk mengetahui jawabandari pertanyaan tersebut sangat disarankan untuk membaca buku ini secara langsung karena sangat menarik juga bermanfaat bagi kita terutama para manusia yang bergelut di dunia hukum. 

Dalam buku ini juga, kita akan mengetahui sisi lain dari darah sakera. Di mana sebagian besar darikita menganggap bahwa rang-rang Madure terkenal dengan kekerasannya juga celuritnya, namun di bukuini terasa sekali sosok rang-rang Maduresesungguhnya. Seperti yang dikatakan pada halaman171 yaitu Salah besar jika kamu melihat kesungguhan rang-rang Madure dalam meraih mimpi hanya sebatas berjuang untuk mendapatkan apa yang diinginkan saja. Sebab kesungguhan rang-rang Madure dalam meraih cita-cita justru dilihat dari prosesnya, bukan hasil. seru ArtidjoSelain itu, banyak pengetahuan yang dikemas berbedasepertiAdnan Buyung yang dikenal sebagai pendiri Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI)namun tidak semua mengerti bagaimana ia mencapai hal tersebut.

Terdapat satu bagian di mana Artidjo dan koleganya mencoba menyelidiki kasus Penembak Misterius (Petrus) yang terjadi pada masa Orde Baru. Menurut saya, bagian ini adalah bagian terbaik karena memacu adrenalin dan seketika saya teringat dengan buku John Grisham yang berjudul Rogue Lawyer(Pengacara Bajingan), karena pada saat itu Artidjo bekerja keras untuk membela hak hidup para bromocorah, gili, ataupun orang-orang yang dianggap penjahat. 

Selebihnya, buku ini sangat menarik meskipun berukuran tebal namun sangat ringan untuk dibaca. Dari buku Sogok Aku Kau Kutangkap kita dapat merasakan mulai dari semangat juang, kebahagiaan, dan kekecewaan, serta konflik dikarenakan perbedaan pendapat hingga bagaimana cara mempertahankan idealisme. Tidak dapat diragukan lagi jika buku ini mampu memberikan manfaat bagi para pembacanya.


Oleh : Dede Fatimah

Comments