POLITISASI MEDIA MASSA LEBIH MUDAH DIGUNAKAN SEBAGAI ALAT PROPAGANDA

 



VOICE-Politisasi media ancaman yang nyata bagi jurnalis dan media. Ketika media, yang seharusnya berfungsi sebagai penyalur informasi yang obyektif dan netral, terjebak dalam permainan politik, maka dampak negatif terhadap demokrasi dan kepercayaan publik menjadi tak terhindarkan. Politisasi media dapat mengganggu proses demokrasi yang sehat. Media yang seharusnya menjadi pengawas independen dan pilar keempat demokrasi, malah menjadi alat propaganda untuk mempengaruhi hasil pemilu dan kebijakan publik. Jika informasi yang diterima dari masyarakat dimanipulasi atau diputarbalikkan, keputusan pemilu dan dukungan masyarakat terhadap kebijakan tertentu mungkin tidak didasarkan pada pemahaman yang benar dan lengkap mengenai permasalahan yang ada. Politisasi media sudah mulai banyak diterapkan para pemangku kekuasaan khususnya pejabat politik, yang akan menggunakan media sebagai layanan iklan politik. Media yang seharusnya menjunjung tinggi independensi harus berbalik fakta menjadi media politik yang akan membahas kebaikan-kebaikan yang telah dimanipulatif. Politisasi media juga dapat melemahkan kebebasan pers. Jurnalis yang mencoba memberitakan berita secara obyektif dan kritis sering kali menghadapi tekanan, intimidasi, atau bahkan ancaman fisik.

Dalam beberapa kasus, pemerintah atau aktor politik lainnya mungkin menggunakan kekuasaan mereka untuk mengontrol atau membungkam media yang tidak sependapat dengan mereka. Hal ini menciptakan lingkungan di mana jurnalis tidak dapat bekerja secara bebas dan independen, yang pada akhirnya melemahkan kemampuan mereka untuk mengungkap kebenaran dan mengkomunikasikan informasi penting kepada publik. Di era informasi digital yang berkembang pesat, media memainkan peran penting dalam membentuk opini publik dan menjaga keadilan sosial. Namun tantangan politisasi media semakin meluas dan menjadi ancaman serius terhadap demokrasi. Politisasi media terjadi ketika media digunakan sebagai alat Propaganda dibandingkan memberikan informasi yang obyektif dan akurat kepada publik. Fenomena ini berdampak erosi kepercayaan publik terhadap suatu media yang hilang independensi dan netralitasnya. Perebutan kekuasan yang dilakukan sekarang tidak menggunakan arogansi namun dengan menguasai informasi media yang bisa diatur dengan itu kaki tangan penguasa lebih leluasa dalam menjalankan praktik bad government. Propaganda yang dilakukan dengan menjatuhkan lawan politik dengan pemberitaan yang tidak benar dan mengatur keluar masuknya sebuah pemberitaan. Propaganda media mempunyai dampak yang signifikan terhadap masyarakat. Pertama, hal ini menurunkan kualitas demokrasi kita karena masyarakat tidak mendapat informasi yang akurat dan berimbang untuk mengambil keputusan. Kedua, hal ini memperkuat polarisasi politik dan sosial, dimana masyarakat terpecah berdasarkan informasi yang dikonsumsinya. Ketiga, hal ini mengikis kepercayaan publik terhadap media, yang merupakan penjaga demokrasi dan penyedia informasi yang dapat dipercaya. Media yang seharusnya menjadi penyampai informasi yang akurat dan terpercaya namun di era sekarang banyak pejabat politik banyak menguasai media massa untuk mengendalikan pemberitaan yang menguntungkan kepentingan para pemangku kekuasaan. Berdasarkan penjabaran-penjabaran diatas bisa disimpulkan bahwa politisasi media bisa berakibat erosi kepercayaan publik terhadap suatu media yang sudah condong terhadap kepentingan politik. Kepercayaan terhadap berita dan informasi yang disampaikan menjadi kurang baik, hal ini berdampak buruk pada kemampuan masyarakat dalam membuat keputusan berdasar informasi yang akurat dan obyektif. Media yang terpolitisasi cenderunng mempengaruhi dan menjadikan alat propaganda sehingga memperkuat perbedaan dan konflik antar kelompok dengan menyajikan informasi berpihak dan tidak objektif. Merperkuat polarisasi sosial dan politik yang dapat berdampak pada masyarakat yang terpecah belah dan sulit mencapai konsensus.

Penulis: Marhum& Sajak kelabu

Comments