Peran Kaum Muda Dalam Mengawal Perubahan Bangsa

“ Kami putra dan putri indonesia bersumpah ,bertanah air satu, tanah air Indonesia…
Kami putra dan putri Indonesia bersumpah ,berbangsa satu ,bangsa Indonesia …

Kami putra dan putri indonesia bersumpah, berbahasa satu, bahasa indonesia ... “

 Demikian kurang lebihnya ikrar yang dingungkan oleh pemuda bangsa indonesia pada era 20an. Dimana momentum dan semangat saat itu adalah untuk membangun kesatuan visi dan misi guna terciptanya persatuan dan kesatuan anak bangsa, demi terwujudnya cita-cita luhur, yaitu bangsa “INDONESIA” yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Hampir satu abad sudah ikrar tersebut dikomandangkan, namun esensi dari 28 (dua delapan) seakan telah terkikis oleh arus perubahan jaman.Entah apa yang telah menggerogoti gelora semangat yang telah menjadi kesepakatan bersama pemuda-pemuda pada masa lalu tersebut.

 Dalam perjalanan sejarah bangsa ini, dari prakemerdekaan sampai dengan pasca proklamasi 17 Agustus 1945 serta pergantian resim kekuasan dan perubahan ketatanegaraan, Pemuda telah membuktikan bahwa ”Pemuda adalah tumpuan bangsa dan negara” . Gaung penuh semangat patriotisme betul-betul tidak dapat dihapus dari memori catatan sejarah. Gagah berani, pantang mundur dalam membela tanah air menjadi lukisan historis bagi anak-anak bangsa penerusnya.
 Gerakan 28 oktober 1928 atau lebih dikenal dengan sebutan kongres pemuda (Sumpah Pemuda Indonesia) yang dipelopori oleh kaum pelajar pada saat itu betul-betul kejadian heroik. Ditengah goncangan dan ancaman dari kaum penjajah, namun mereka dengan niatan yang tulus tak gentar sedikitpun. Semangat inilah yang seharusnya menjadi menjadi bekal para pemuda dalam mengisi kemerdekaan khusus kaum pelajar (Mahasiswa). 
 Rentetan sejarah perjuangan pemuda yang tak pernah pudar selalu menghiasi tiap-tiap resim pemerintahan negeri ini (indonesia), dari masa orde lama dengan sampai masa reformasi. Pada detik-detik menjelang proklasi para pemuda dengan semangat ingin segera terlepas dari belenggu penjajahan, para pemuda mendesak bung Karno agar segera memproklamirkan kemerdekaan indonesia pasca menyerahnya jepang pada sekutu. Karena adanya indikasi bung Karno kurang tegas untuk segera malakukan proklamasi. Setelah bangsa ini merdeka, namun layaknya suatu bangsa yang masih dalam proses transisi tentu banyak hal yang masih jadi polemik, salah satunya yang sangat gencar pada saat itu adalah gerakan makar yang dilakukan oleh PKI (Partai Komunis Indonesia). Namun lagi-lagi pemuda dengan sigap dan tanggap mengambil peran untuk tetap menjaga kemerdekan dan integrasi bangsa.
 Begitu pula pada saat bangsa ini dibawah resim otoriter Orde Baru (Orba). Walau di bawah tekanan dan intimidasi dan tak jarang pula harus meregang nyawa, namun semangat mereka tak pernah ciut. Penculikan, serta pengebirian terhadap hak-hak demokrasi mewarnai perjuangan para pemuda sebagai salah satu fungsi agen of social control. Perjalanan perjuangan yang digores dengan tinta darah tak pernah menyurutkan semangat untuk selalu menjadi presure group terhadap kebijakan pemerintah orba yang tak sesuai dengan nilai-nilai demokrasi. Puluhan nyawa melayan dan puluhan orang menghilang tanpa diketahui rimbanya, ahirnya mangantarkan perjuangan pemuda pada titik puncak yakni dengan meletusnya ”gerakan 98” (sembilan delapan) yang ditandai dengan runtuhnya resim orde baru.
 Refrensi sejarah perjuangan dan kontribusi besar para pemuda yang digores dengan tinta merah seharusnya menjadi pemicu semangat para pamuda pada saat ini. Pasca bergulirnya reformasi peran pemuda seakan telah tereduksi oleh buaian candu sosial yang telah meninabobokan pemuda-pemuda bangsa. Kepentingan politis dan sikap pragmatis telah mempolarisasi, sehingga menjadi virus akut yang meggerogoti semangat nasionalisme para pemuda. Kecintaan terhadap bangsa dan negara telah mengikis. Semuga peringatan sumpah pemuda dapat menggugah dan menggelorakan kembali semangat kaum muda (mahasiswa).merdeka...!!!

Oleh : Muhlas A.S
10/12/2009

Comments