Semrawutnya Pengalihan Jalur Alternatif di Pelabuhan Ujung Kamal





VOICE – Suara klakson dan antrean mobil dan motor berderet panjang adalah nuansa cukup berbeda di Pelabuhan Ujung Kamal hari ini Minggu (17/03). Ditutupnya Jembatan Nasional Suramadu akibat digelarnya Millenial Road Safety Festival 2019 yang diadakan oleh Polda Jatim berdampak pada kemacetan kendaraaan yang menjalar dari dermaga mengular sampai diluar gerbang Pelabuhan Ujung Kamal Madura. Pasalnya arus kendaraan dialihkan lewat jalur tranportasi kapal Pelabuhan Perak-Kamal.

Berdasarkan himbauan dari Polda Jatim penutupan Jembatan Suramadu ditutup selama 7 jam dimulai pukul 05.00 – 11.00. Mengantisipasi membludaknya pengendara PT. ASDP Indonesia Ferry mempersiapkan empat armada kapal Ferry. Hanya empat kapal yang beroperasi yaitu KMP Gajah Mada, KMP Tongkol, KMP Joko Tole, dan tambahan kapal dari Gresik KMP Gili Yang. “Kami sudah menyiapkan satu kapal tambahan yaitu KMP Gili Yang khusus untuk mengantisipasi kepadatan pengguna kapal,” tutur Buchori salah satu petugas dermaga di Pelabuhan Ujung Kamal.

Semenjak dibukanya Jembatan Suramadu tahun 2012 dan ditambah lagi digratiskan beberapa bulan lalu pelabuhan Ujung Kamal semakin sepi. “Dulu ramai mas sekarang sepi, alhamdulillah hari  ini ramai seperti dulu gara-gara Jembatan Suramadu ditutup sementara,” tutur Yuliana salah satu pedagang kaki lima di Pelabuhan Ujung Kamal.

Digelarnya Millenial Road Safety Festival 2019 membawa berbagai dampak. Pelabuhan yang biasanya lengang kali ini padat merayap. Sehingga tentu mendatangkan pundi-pundi rezeki bagi pedagang sekitar. Yuliana mengatakan pendapatannya meningkat dari hari biasanya. “Biasanya cuma dapat 100 ribu, kalau hari ini lumayan banyak lebih dari biasanya,” imbuhnya.

Beda lain dengan Husein warga Bangkalan yang bekerja di Surabaya kali ini harus berjuang keras untuk berdesakan untuk dapat masuk kapal. “Biasanya saya lewat jembatan (Suramadu), hari ini terpaksa harus lewat kapal dan panas-panasan dan berdesak-desakan dengan yang lain,” tutur Husein sambil menyeka keringatnya.

Berdasarkan catatan PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Surabaya terdapat 16 armada kapal yang beroperasi sampai 2009 di penyeberangan Selat Madura. Sebagian besar adalah milik swasta ketika tahun 2012 Jembatan Suramadu resmi dibuka, jumlah penumpang kapal semakin sedikit dan diikuti menurunnya kapal yang beroperasi. Praktis hingga saat ini hanya ada 3 kapal yang beroperasi bahkan kadang hanya 2 yang dioperasikan di hari biasa.

Kurangnya personil dan kesiapan menyebabkan situasi pelabuhan tidak kondusif karena calon penumpang menerobos pembatas. Antrean kendaraannya pun mengular hingga jalan raya. Petugas pun tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa melakukan pengarahan jalur kepada calon penumpang. “Kita sudah berkerja sama dengan polisi dibagian penjagaan namun namanya juga kapalnya kurang dan penumpangnya banyak mau gimana lagi,” tutup Buchori. (bbm)


Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post