Pesta Demokrasi Diantara Berita Hoax



“Siapapun yang menang, anda harus cari makan sendiri. Santunlah dalam berbagi. Jangan  menyebarkan sikap bodoh diri sendiri dengan saling tebar fitnah sana-sini”

Pemilu 2019 yang sering disebut sebagai pesta demokrasi, pesta yang selalu ditunggu-tunggu oleh para penggerak keadilan diseantero bumi pertiwi. Menurut Ali Moertopo pengertian Pemilu, pada hakekatnya adalah sarana yang tersedia bagi rakyat untuk menjalankan kedaulatannya sesuai dengan azas yang termaktub dalam pembukaan UUD NRI 1945. Pemilu  sendiri suatu wadah demokrasi yang memilih anggota-anggota perwakilan rakyat dalam legislatif maupun eksekutif yang pada gilirannya bertugas untuk bersama-sama dengan pemerintah, menetapkan kewenangan yang akan diciptakan dan menjadi penggerak  jalannya pemerintahan negara.

Seperti apa pemilu 2019?

Jika kita melihat melihat pemilu 2019 yang sering disebut pesta demokrasi pastinya tidak luput dari  berbagai  macam anggota partai politik yang harus dipilih seperti DPR-RI, DPD-RI, DPRD, DPD Kab/Kota dipemilu 2019. Tidak hanya dari anggota legislatif yang memperebutkan kursi  dan yang tak kalah penting adalah ajang paling bergengsi tentunya tidak kalah panas yaitu pemilihan presiden dan juga wakilnya. 

Pilpres 2019 yang disebut ajang paling panas oleh pengamat politik dan juga kaum millenial. Bagaimana tidak, pilpres kali ini hanya menyisakan 2  kandidat dengan kekuatan supernya seperti negara super power dan negara adikuasa. Ya, Amerika  Serikat dan Russia yang identik dengan perang dingin. Sama halnya dengan pemilu pilpres 2019 para capres dan cawapres masuk arena pertarungan dengan kekuatan dari berbagai partai politik yang mengusung dan membentuk sebuah koalisi dari tim (A)bu koaslisi Indonesia kerja, dari tim a(B)u koalisi Indonesia adil makmur dan yang tidak kalah viralnya dengan kedua koalisi tersebut, koalisi tronjol-tronjol yang maha asyik, koalisi ini datang dari tim Z(zaman millenial) itulah koalisi yang akan mengusung capres dan cawapres 2019. Untuk koalisi dari tim Z jangan dipikirkan agar kalian semua dalam memilih capres dan cawapres tidak bingung tentunya seperti halnya memilih pasangan hidup.

Sebenarnya apa itu manfaat dan tujuan dari debat pilres?

Debat pilres? Itu sebuah adu mulut diatas panggung, seperti orang ingin menyanyi saja diatas panggung. Iya, memang diatas panggung yang disediakan pihak KPU selaku penyelenggara pemilu yang punya hajatnya. Menurut Wahyu Setyawan selaku komisioner KPU tujuan diadakannya debat pilpres ada dua, kepentingan yang pertama, debat memfasilitasi paslon untuk menyampaikan visi misi programnya. Kedua memfasiltasi pemilih untuk mendapat informasi terkait performa paslon  dan program paslon. Jika melihat dari penjelasan Wahyu selaku komisioner KPU debat pilpres adalah arena untuk memaparkan visi misi program paslon dan juga wadah kemapanye untuk mengambil hati para pemilih. Sehingga diharapkan dapat memilih dengan benar sesuai keinganan hati dan berazaskan luber jurdil.

Kampanye pilpres di mana-mana?

Kampanye selalu digencarkan oleh timses paslon yang akan bertanding dipemilu 2019, jika kita mendengar kata kampanye pastinya tidak terlalu jauh dari ajang pilpres 2019. Pengertian kampanye adalah serangkaian usaha dan tindakan komunikasi yang terencana untuk mendapatkan dukungan dari sejumlah besar khalayak yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang secara terorganisir dalam suatu proses pengambilan keputusan dan dilakukan secara berkelanjutan dalam kurun waktu tertentu. 

Kampanye selalu digencarkan oleh paslon, dalam setiap kampanye paslon mendatangkan artis-artis papan atas seperti Via Vallen, kebanyakan artis dangdut sebagai daya tarik, untuk memikat hati masyarakat tentunya. Kampanye sangat berpengaruh dalam menarik pendukung. Ya, mungkin kerena mendatangkan artis-artis papan atas sebagai iconnya. 

Menurut saya sendiri tidak perlu diadakannya kampanye karena masyarakat sekarang tidak melihat dari kampanyenya saja, melainkan juga menilai dari prospeknya terhadap kemajuan bangsa, tapi yang sangat tidak etis ketika seorang mendukung karena populasi pendukung dan melalui dinastinya. Iya, politik dinasti masih sangat kuat di negara yang penuh kemakmuran dan keadilan tanpa adanya kemajuan.

Pilpres 2019, Saling serang lewat sosial media!

Pertaruhan untuk mencapai tahta tertinggi dan tentunya kewibawaan selalu dibanggakan dan  dipertahanankan oleh  setiap paslon, bukan hanya di dunia nyata ataupun di dunia layar kaca, setiap saat tanpa bosan dan tak muak selalu dan selalu menggencarkan menayangkan siaran pilpres. Dari pada selalu menayangkan kampanye pilres, lebih baik menayangkan edukasi pendidikan, itukan lebih bermanfaat bagi generasi penerus bangsa. Terkadang di dunia layar kaca, setiap paslon terlalu sering saling serang bahkan adu argumentasi yang tidak mendidik. Itu tidak perlu dipertontonkan karena tidak mendidik, bisa jadi dengan itu hanya akan memecah anak bangsa. Lantas sesuaikah dengan demokrasi? 

Yang lebih miris di dunia sosmed atau dunia maya, digencarkan oleh pemerintah untuk menjadi sektor penggerak kemajuan bangsa dengan mulai terciptanya revolusi industri 4.0, tetapi malah disalahgunakan. Semenjak pesta demokrasi 2014 sampai pesta demokrasi 2019, sosial media dijadikan alat untuk melakukan kampanye. Menurut saya pribadi itu tidak masalah, boleh-boleh saja kok, monggo. Tetapi yang patut kita ketahui bersama sosial media harus dijadikan ajang kampanye sebagai mana mestinya. 

Lebih miris lagi dengan dunia pergadgetan yaitu serangan hoax atau berita bohong yang tidak diketahui sumber keasliannya. Berita hoax bukan untuk mendidik bangsa tetapi menyesatkan bangsa? Berita hoax selalu digencarkan oleh setiap paslon, tidak baik untuk menyebut paslon yang mana, tentunya dari paslon Abu-abu sampai paslon Arang. 

Dampak berita hoax sangat besar terhadap bangsa Indonesia, bahkan dampak yang sangat miris sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atau merusak keutuhan bangsa, itukah yang disebut demokrasi? Kapankah Indonesia akan maju, makmur dan adil yang selalu diciptakan dalam UUD NRI 45? Itu hanya cita-cita tanpa tahu kapan terwujudnya. Ya, semoga saja dengan pilres 2019 bisa membawa dampak perubahan, bukan hanya visi misi paslon saja yang dibawa, yang paling kita harus merubah ialah dari diri kita sendiri kearah yang lebih baik demi kemajuan bangsa.


Oleh : Syaiful Bahri

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post