VOICE - Debat kandidat calon Gubernur dan Wakil Gubernur Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura (UTM) dilaksanakan Rabu, (03/12) di pelataran Fakultas Hukum (FH) pukul 09.00-11.30 WIB. Acara ini merupakan rangkaian Pemilu Raya (PEMIRA) FH UTM 2019. Perlu diketahui bahwa PEMIRA FH UTM 2019 adalah proses pemilihan Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (DPM F) dan Gubernur dan Wakil Gubernur FH periode 2020.
Tahun ini terdapat dua pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur FH yang turut andil dalam kontestasi PEMIRA FH UTM ini. Paslon nomor urut satu yaitu Dendy Prasetyo-Abul Khoir Attonani dan paslon nomor urut dua M. Imam Fanani–Hendra Lesmana. Debat berlangsung tampak dengan suasana adem-adem saja. Dari mahasiswa sendiri antusiasnya sangat kurang, bahkan tak tampak satu pun mahasiswa yang menyimak tepat depan panggung, hanya dari jauh dan pelataran Gedung FH.
Banyak yang mengeluhkan terkait waktu pelaksanaan debat tahun ini, terutama mahasiswa semester satu yang tepat dengan ujian akhir semester. Padahal seharusnya debat ini disaksikan oleh seluruh mahasiswa FH agar semua mengetahui visi-misi, kekurangan dan kelebihan dari masing-masing paslon. Selain itu suara debat dan sorakan para penonton mengganggu mahasiswa yang sedang ujian. Hal ini yang disayangkan oleh Bintang Rusdyansyah. “Yang saya harapkan debat kali ini disaksikan oleh seluruh mahasiswa namun sangat disayangkan waktu pelaksanaannya kurang tepat yaitu pada saat UAS, selain itu suara saat acara berlangsung (debat) mengganggu mahasiswa yang sedang ujian,” tuturnya.
Bintang juga menambahkan tentang sesi pertanyaan saat debat berlangsung, yaitu kurang berbobotnya dari pertanyaan dan ada kesan sengaja atau dirancang untuk menghindari pertanyaan yang membebani paslon. Debat ditujukan untuk memperlihatkan seberapa baik persiapan dan berapa pantas paslon menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur FH. “Saat sesi pertanyaan dari mahasiswa pertanyaannya seakan-akan dirancang agar tidak membebani para paslon, ada beberapa yang bagus namun sisanya justru pertanyaan yang receh-receh,” tambahnya.
Menurut Ainur Rahman, ia kurang memperhatikan karena debat bersamaan saat UAS. “Saat debat berlangsung saya di kelas karena ada UAS, ketika saya hendak melihat sudah hampir selesai sehingga tidak mengerti jalanya debat berlangsung,” keluhnya. Menurutnya antusiasme dalam debat tahun ini hanya teman-teman kelasnya yang mengikuti organisasi eksternal, yang dimana kedua paslon Calon Gubernur dan Wakil Gubernur FH berasal dari organisasi mahasiswa eksternal yang mereka ikuti. “Antusias yang tinggi berasal dari teman-teman kelas yang mereka yang mengikuti ormek, mereka mendukung paslon yang berasal dari ormek mereka masing-masing,” ungkap mahasiswa FH UTM semester satu tersebut.
Perihal visi-misi kedua paslon ketika berdebat membuatnya bingung dan tidak yakin mau memilih yang mana, namun ia tertarik salah satu video kampanye salah satu paslon. “Saat saya melihat salah satu video kampanye saya merasa tertarik dan sudah menentukan pilihan saya,” imbuhnya.
Ario Aldi L. lebih menyoroti visi-misi kedua paslon, dia mempertanyakan apakah visi-misi tersebut bisa dilaksanakan apabila paslon tersebut terpilih nantinya. Ia mengeluhkan pula beberapa fasilitas yang tidak jelas fungsi dan kegunaannya seperti kotak aspirasi di lantai satu. “Seharusnya visi-misi Gubernur FH itu yang mendukung proses kondusifitas fasilitas dalam kegiatan belajar mengajar, daripada melakukan hubungan-hubungan ke luar, lebih baik membangun kondusifitas di dalam FH sendiri,” tutur Ario.
Tanggapan Kedua Paslon
Perihal debat hari paslon nomor urut pertama mengungkapkan sudah mempersiapkan debat ini dengan sebaik dan semaksimal mungkin. “Persiapan debat kali ini kami maksimalkan, kami sebagai paslon 1 akan melakukan yang terbaik untuk FH,” papar Abul Khoir Attonani Calon Wakil Gubernur FH.
Ia juga menambahkan akan melakukan perubahan dan terobosan untuk BEM FH dan FH pada umumnya. “Terobosan yang kami lakukan jika kami terpilih akan memaksimalkan pengawalan, pengembangan minat dan bakat serta penguatan organisasi. Untuk penyelenggaraan debat tahun ini sudah sangat baik dan patut diapresiasi,” imbuhnya ketika ditemui Crew LPM Voice of Law seusai debat.
Sedangkan Paslon nomor urut dua sempat terkendala masalah administrasi namun dapat teratasi. “Untuk persiapan sudah kami lakukan dari seminggu yang lalu, kami sempat terkendala administrasi namun telah kami selesaikan dengan baik,” ungkap M. Imam Fanani.
Hendra Lesmana selaku Calon Wakil Gubernur dari Paslon dua menambahkan keoptimisannya dalam PEMIRA tahun ini. “Kami memiliki optimisme seratus persen karena bagi kami politik itu dinamis, suatu yang tidak diperkirakan bisa saja terjadi, lebih lanjut keyakinan kami karena kami memilki terobosan yaitu membuat FH UTM masuk ke dalam Asian Law Student’s Association (ALSA) agar lebih maju,” tutupnya. (Ly/De/Da/Jv)
Tahun ini terdapat dua pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur FH yang turut andil dalam kontestasi PEMIRA FH UTM ini. Paslon nomor urut satu yaitu Dendy Prasetyo-Abul Khoir Attonani dan paslon nomor urut dua M. Imam Fanani–Hendra Lesmana. Debat berlangsung tampak dengan suasana adem-adem saja. Dari mahasiswa sendiri antusiasnya sangat kurang, bahkan tak tampak satu pun mahasiswa yang menyimak tepat depan panggung, hanya dari jauh dan pelataran Gedung FH.
Banyak yang mengeluhkan terkait waktu pelaksanaan debat tahun ini, terutama mahasiswa semester satu yang tepat dengan ujian akhir semester. Padahal seharusnya debat ini disaksikan oleh seluruh mahasiswa FH agar semua mengetahui visi-misi, kekurangan dan kelebihan dari masing-masing paslon. Selain itu suara debat dan sorakan para penonton mengganggu mahasiswa yang sedang ujian. Hal ini yang disayangkan oleh Bintang Rusdyansyah. “Yang saya harapkan debat kali ini disaksikan oleh seluruh mahasiswa namun sangat disayangkan waktu pelaksanaannya kurang tepat yaitu pada saat UAS, selain itu suara saat acara berlangsung (debat) mengganggu mahasiswa yang sedang ujian,” tuturnya.
Bintang juga menambahkan tentang sesi pertanyaan saat debat berlangsung, yaitu kurang berbobotnya dari pertanyaan dan ada kesan sengaja atau dirancang untuk menghindari pertanyaan yang membebani paslon. Debat ditujukan untuk memperlihatkan seberapa baik persiapan dan berapa pantas paslon menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur FH. “Saat sesi pertanyaan dari mahasiswa pertanyaannya seakan-akan dirancang agar tidak membebani para paslon, ada beberapa yang bagus namun sisanya justru pertanyaan yang receh-receh,” tambahnya.
Menurut Ainur Rahman, ia kurang memperhatikan karena debat bersamaan saat UAS. “Saat debat berlangsung saya di kelas karena ada UAS, ketika saya hendak melihat sudah hampir selesai sehingga tidak mengerti jalanya debat berlangsung,” keluhnya. Menurutnya antusiasme dalam debat tahun ini hanya teman-teman kelasnya yang mengikuti organisasi eksternal, yang dimana kedua paslon Calon Gubernur dan Wakil Gubernur FH berasal dari organisasi mahasiswa eksternal yang mereka ikuti. “Antusias yang tinggi berasal dari teman-teman kelas yang mereka yang mengikuti ormek, mereka mendukung paslon yang berasal dari ormek mereka masing-masing,” ungkap mahasiswa FH UTM semester satu tersebut.
Perihal visi-misi kedua paslon ketika berdebat membuatnya bingung dan tidak yakin mau memilih yang mana, namun ia tertarik salah satu video kampanye salah satu paslon. “Saat saya melihat salah satu video kampanye saya merasa tertarik dan sudah menentukan pilihan saya,” imbuhnya.
Ario Aldi L. lebih menyoroti visi-misi kedua paslon, dia mempertanyakan apakah visi-misi tersebut bisa dilaksanakan apabila paslon tersebut terpilih nantinya. Ia mengeluhkan pula beberapa fasilitas yang tidak jelas fungsi dan kegunaannya seperti kotak aspirasi di lantai satu. “Seharusnya visi-misi Gubernur FH itu yang mendukung proses kondusifitas fasilitas dalam kegiatan belajar mengajar, daripada melakukan hubungan-hubungan ke luar, lebih baik membangun kondusifitas di dalam FH sendiri,” tutur Ario.
Tanggapan Kedua Paslon
Perihal debat hari paslon nomor urut pertama mengungkapkan sudah mempersiapkan debat ini dengan sebaik dan semaksimal mungkin. “Persiapan debat kali ini kami maksimalkan, kami sebagai paslon 1 akan melakukan yang terbaik untuk FH,” papar Abul Khoir Attonani Calon Wakil Gubernur FH.
Ia juga menambahkan akan melakukan perubahan dan terobosan untuk BEM FH dan FH pada umumnya. “Terobosan yang kami lakukan jika kami terpilih akan memaksimalkan pengawalan, pengembangan minat dan bakat serta penguatan organisasi. Untuk penyelenggaraan debat tahun ini sudah sangat baik dan patut diapresiasi,” imbuhnya ketika ditemui Crew LPM Voice of Law seusai debat.
Sedangkan Paslon nomor urut dua sempat terkendala masalah administrasi namun dapat teratasi. “Untuk persiapan sudah kami lakukan dari seminggu yang lalu, kami sempat terkendala administrasi namun telah kami selesaikan dengan baik,” ungkap M. Imam Fanani.
Hendra Lesmana selaku Calon Wakil Gubernur dari Paslon dua menambahkan keoptimisannya dalam PEMIRA tahun ini. “Kami memiliki optimisme seratus persen karena bagi kami politik itu dinamis, suatu yang tidak diperkirakan bisa saja terjadi, lebih lanjut keyakinan kami karena kami memilki terobosan yaitu membuat FH UTM masuk ke dalam Asian Law Student’s Association (ALSA) agar lebih maju,” tutupnya. (Ly/De/Da/Jv)
Comments