Introvert; Dipahami Bukan Dihakimi


Interaksi sosial, salah satu sifat dasar yang dimiliki manusia. Didefinisikan sebagai hubungan individu dengan individu, individu dengan kelompok, juga individu dengan lingkungannya. Dengan berinteraksi, manusia bisa menyampaikan apa yang ada di hati dan pikirannya. 

Di sisi lain, tentu ada beberapa orang yang kesulitan untuk berinteraksi dengan sesamanya. Seperti yang biasa disebut sebagai introvert, keadaan dimana seseorang lebih senang untuk melakukan sesuatu dan menyimpan perasaannya sendiri. Orang introvert akan kesulitan mengekspresikan dirinya jika di keramaian. Mereka harus mengeluarkan banyak energi saat bersosialisasi.

Introvert sering disalahartikan sebagai pendiam, pemalu, ataupun penyendiri. Tetapi sebenarnya seorang introvert tidak selalu seperti itu, tidak selalu menutup diri dari dunia luar. Mereka hanya akan menarik diri dari orang yang belum mereka kenal dengan baik, sebaliknya akan mudah bersosialisasi dengan orang yang sudah dikenal dengan baik. Mereka juga merupakan pengamat yang baik, yang akan mempelajari suatu keadaan terlebih dahulu sebelum bertindak.

Seorang introvert cenderung melakukan self talking atau berbicara pada diri sendiri. Kebiasaan ini yang kurang dipahami oleh orang lain. Orang-orang beranggapan bahwa mereka (Baca: para introvert) itu gila, padahal tidaklah demikian. Itu adalah cara seorang introvert untuk mengekspresikan perasaan tanpa ingin merasa dihakimi. Karena tidak mudah bagi mereka untuk menyatakan apa yang sebenarnya dirasakan.

Orang-orang yang tidak memahami dengan betul apa itu introvert yang sebenarnya, mesti beranggapan bahwa itu adalah tanda-tanda depresi. Dimana depresi dan introvert itu adalah dua hal yang sangat berbeda. Depresi berarti suasana hati yang buruk dalam kurun waktu tertentu, sedangkan introvert itu suatu kepribadian. Walaupun orang introvert rawan terkena depresi, namun dengan beranggapan seperti itu tidaklah benar.

Anggapan jika introvert dan depresi sama, membuat orang-orang lebih memilih menjauh dari para introvert, yang akibatnya akan membuat para introvert semakin menutup diri dan semakin menyamankan diri dalam dunia yang dibuatnya sendiri. Seorang introvert jika sudah semakin menutup diri dari dunia luar, akan sangat sulit untuk mendekatinya lagi. 

Mereka seakan takut untuk memulai sosialisasi kembali, karena sudah mencoba untuk bersosialisasi tetapi diacuhkan dan dianggap sebagai orang yang mengalami depresi. Hal semacam ini akan membuat kepribadian seorang introvert itu semakin  menguasai dirinya.

Seperti yang sudah dikatakan diatas, bahwa seorang introvert hanya akan nyaman dan dapat bersosialisasi dengan orang yang dikenalnya dengan baik. Maka itulah mengapa lingkup pertemanan seorang introvert jumlahnya terbilang sedikit. Tetapi juga tidak bisa dikatakan jika seorang introvert itu diindikasikan sebagai orang yang bermasalah dengan sosialisasi.

Apabila kita mempunyai teman dengan kepribadian introvert, jangan bersikeras untuk mengubahnya. Misalnya dengan memaksanya untuk bersosialisasi di tempat ramai dalam waktu yang lama. Itu hanya akan membuat seorang introvert menguras mental dan merasakan stress. Tak hanya mental tetapi juga fisik, orang introvert pun mudah terserang sakit.

Menurut sebuah studi tahun 2014 oleh University of Nottingham dan University of California, Los Angels (UCLA) mengatakan bahwa orang ekstrovert punya sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat daripada orang introvert. Ini karena orang introvert lebih sering menghabiskan waktu dan segala aktivitasnya di dalam rumah.

Kepribadian introvert tidak bisa diubah atau disembuhkan. Seorang introvert akan sulit dimengerti, sudah terbiasa dipandang salah orang lain, sering dipaksa untuk bersosialisasi dan berbaur dengan teman sebaya maupun orang sekitar. Paksaan itu hanya akan menguras tenaga dan mental mereka. Orang yang memaksa itu tidak akan pernah tahu apa yang dirasakan orang introvert. Mereka hanya menuntut untuk memenuhi keinginannya saja.

Selain itu, sombong dan anti sosial seakan menjadi sifat yang melekat dari introvert, padahal nyatanya tidak demikian. Seorang introvert cenderung tidak ingin berbicara jika tidak diperlukan. Mereka lebih suka memperhatikan orang di sekitarnya atau tenggelam dalam pikirannya sendiri. Mereka juga tipe pemilih jika berinteraksi atau tatap muka dengan orang lain. Mereka menyukai orang lain, tetapi lebih menghargai waktu kebersamaan dan kualitas daripada kuantitas hubungan. Karena inilah, seorang introvert sering dianggap dingin atau sombong.

Kita tidak bisa untuk langsung men-judge seorang introvert sebagai seorang yang mengalami depresi, sombong, atau anti sosial. Kenyataannya, di balik semua sikap yang ditunjukkan oleh seorang introvert, terdapat makna yang tidak diketahui oleh orang lain. Biarpun maknanya diketahui namun banyak disalah maksudkan.

Barangkali orang introvert juga tidak menginginkan berkepribadian seperti itu. Mereka juga ingin bisa berekspresi dan berinteraksi bebas tanpa ada sesuatu yang seakan menahannya. Sebenarnya mereka juga ingin menanggapi apa yang orang lain ceritakan namun tidak bisa melakukannya. Itu sudah menjadi kepribadian yang melekat dalam diri mereka.

Seorang introvert hanya ingin orang lain bisa mengerti dengan keadaan mereka. Tidak memandang mereka aneh atau yang lainnya. Mereka ingin dipandang apa adanya, dengan segala kepribadian dan dunianya. Mereka tidak ingin dihakimi, tidak ingin dipaksa untuk berubah. 

Lalu, apakah kita akan tetap menjauhi, memaksa untuk berubah, dan juga menghakimi mereka setelah mengetahui fakta yang sebenarnya? Seharusnya tidak. Jika memang ingin bersosialisasi dengan seorang introvert maka pahamilah mereka dengan benar.


Penulis: Tania Eka Lestari

Comments