Waktu terus berjalan, segala proses selalu berbarengan dengan cita-cita dan tujuan, tentu kita semua ingat Indonesia pernah mengalami berbagai macam penjajahan di negeri ini sehingga kalau kalian membaca buku sejarah dari zaman SMP sampai SMA pasti ketemu yang namanya Belanda menjajah Indonesia selama 3.5 abad atau 350 tahun. Bukan waktu yang sebentar kalau kita bandingkan dengan umur manusia, sudah berapa generasi yang mengalami penjajahan, dari saking lamanya penjajahan Belanda terhadap Indonesia sampai saat ini pun saya sendiri belum selesai membaca buku sejarah, itu pun dari penjajahan Belanda saja.
Lantas, bagaimana dengan penjajahan Jepang kepada Indonesia, dimana itu terjadi setelah Jepang berhasil mengambil alih penjajahan yang dilakukan Belanda sehingga Jepang lah yang sekarang menjajah Indonesia, tidak begitu lama tetapi berkesan "seperti orang jatuh cinta" mungkin saja begitu. Dari penjajahan Jepang terhadap Indonesia, sama seperti Belanda ia pun menambah tebalnya buku sejarah, bukan begitu?
Dari semua penjajahan tersebut, pastinya tidak lepas dari namanya dampak yang ditimbulkan. Contoh kecil saja, pada saat penjajahan Jepang waktu itu ada sebuah sistem kerja yang namanya Romusha dan juga kerja rodi, dimana pada waktu itu rakyat Nusantara dipaksa untuk melakukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan para bangsawan dari negeri matahari tersebut, eh iya kenapa saya menamakan Nusantara karena waktu itu Indonesia belum merdeka. Dan juga sebelumnya Nusantara lebih dikenal luas seperti dikisahkan dari sejarah Majapahit, Sriwijaya, dan tentunya Kerajaan Mataram yang sampai saat ini tidak pernah dijajah, sekarang ini dinamakan Provinsi Jogyakarta.
Perjalanan untuk membebaskan diri dari belenggu penjajahan terus dilakukan, perjuangan dari seluruh penjuru negeri terus bergema dan bersuara, dengan rahmat Tuhan yang maha esa seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 akhirnya Indonesia pada 17 Agustus 1945, bisa membebaskan diri dari belenggu penjajahan. Harapan dan tujuan tertulis indah bak puisi orang yang sedang kasmaran.
Keindahan kata-kata yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 itu sampai sekarang masih tertata dengan rapi bak jimat yang biasa jadi andalan orang-orang jaman dulu, "..melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial..." Kata-kata indah tersebut merupakan cita-cita bangsa Indonesia yang diinginkan, tentunya tidak salah bukan berharap begitu seperti yang tertuang di atas? Namanya juga harapan dan cita-cita.
Tujuan dan harapan sudah jelas, bahwa tujuannya memajukan, mensejahterakan dll itu, tetapi mungkin dari benak pikiran rakayat Indonesia muncul sedikit pertanyaan, Indonesia merdeka sudah 75 tahun, bukan waktu sedikit, lantas apakah cita-cita bangsa Indonesia sudah tercapai? Hal-hal kecil seperti itu perlu kita renungkan, bisa kita lihat di sekitar kita, kehidupan kita masing-masing, sejahterakah kita? Bebaskah kita? Atau hanya kata yang tersusun indah tetapi hal nyata belum sampai pada kita?
Akhir-akhir ini, keadaan negeri semakin tidak baik-baik saja, banyak persoalan, kebijakan yang selalu kita saksikan. Dan dari semua itu bukan sebuah kesejahteraan yang kita saksikan tetapi kebanyakan kemudharatan yang sering kita temui. Contoh kecil saja pernah kah kalian lihat, gedung-gedung yang tinggi menjulang bak Burj Khalifa di Dubai? Pabrik-pabrik besar di pulau Jawa? Siapakah itu yang mengelola? Siapa yang punya? Rata-rata orang asing bukan? Lantas dimanakah tempat penduduk asli indonesia, Buruh pabrik kan? Atau hanya sebagai Office Boy-nya saja. Buruh pabrik pun bekerja dari pagi sampai matahari terbenam, tidak tahu waktu untuk melihat matahari di siang bolong, anak-anaknya sedang apa, tapi merek fokus untuk bekerja dengn semangat ninja namun upah tak seberapa. Kerja paksa atau romusha masih ada? Lantas kesejahteraan masih samar-samar saja? Perlu kita berpikir degan lapang dada untuk menghadapi kenyataan yang ada.
Pergantian pemimpin di negara ini sudah berkali-kali namun belum mampu menjawab kesejahteraan yang bisa diberikan kepada masyarakat, kebijkan-kebijakan sudah berbeda yang yeng terbaru UU sapu jagat mau bekerja untuk mengubah tatanan kearah yang sedikit maju dengan penyederhanaan UU yang ada, untuk menjawab tantangan masa depan. Omnibus Law cita-cita pemimpin sudah disahkan pada tgl 5 Oktober 2020 dimana pembuatannya kurang lebih 7 bulan, namun dengan UU Omnibus Law tersebut berbagai kebijakan muncul yang tidak memihak kepada pekerja malah membuka ladang untuk pengusaha dan menyingkirkan kesejahteraan para pekerja.
"Lantas seperti apa? Cita-cita dan tujuan negara?" Silahkan dipikir dan direnungkan, sambil berlapang dada.
"Dimana perbudakan berada, di sana tidak ada kebebasan; dan dimana kebebasan berada, perbudakan pun tidak ada.” Soekarno
Oleh: Syaiful Bahri
Comments