Resensi Buku Strawberry Generation


Penulis : Prof Rhenald Kasali, Ph.D Penerbit : Mizan

Tahun terbit : 2017

Tebal : 279 halaman


   Buah strawberry merupakan buah yang mudah hancur, bergesekan sedikit saja dengan gigi akan dengan mudah hancur. Seperti halnya generasi muda saat ini. Ketika mereka dihadapi sebuah kegagalan mereka akan dengan mudah menyerah dan pasrah akan hasil yang ada. Mereka juga yang lahir dari sendok emas akan selalu merasa sejahtera dan masa depan mereka sudah dipersiapkan semuanya oleh orang tua mereka. Mereka juga cenderung lebih memilih cara yang instan dibandingkan berproses secara perlahan-lahan.

   Menurut Rhenald Kasali, generasi saat ini merupakan generasi yang manja, manja akan fasilitas dan pelayanan yang orang tua mereka berikan. Di mana para orang tua akan turut ikut campur dengan masa depan dan apa yang ingin mereka lakukan di masa yang akan datang. Oleh sebab itulah, mereka tumbuh menjadi generasi yang mudah menyerah dan tidak berani menghadapi tantangan yang ada. Mereka juga cenderung lebih mudah sakit hati daripada menahannya terlebih dahulu untuk hasil yang baik.

 Para anak muda generasi strawberry rata-rata hidupnya selalu menggalaukan hal-hal yang sangat sepele yang seharusnya tidak perlu dipikirkam olehnya. Orang yang memiliki pola berpikir seperti itu digolongkan ke dalam kategori fixed mindset. Fixed mindset sendiri adalah kumpulan orang-orang yang memiliki tingkat kecerdasan tinggi namun, statis. Biasanya orang fixed mindset selalu ingin terlihat sangat hebat padahal sebenarnya mereka sangat mudah menyerah saat dihadapi tantangan yang baru. Mereka merupakan orang yang ingin serba instan dan memiliki kepekaan terhadap segala kritikan. Keberhasilan orang lain bagi mereka adalah sebuah ancaman. Karena mereka selalu ingin hanya merekalah yang terlihat hebat bukan orang lain.

   Selain fixed mindset, ada juga growth mindset, merupakan sekelompok orang-orang yang mudah beradaptasi terhadap hal-hal yang baru. Walaupun mungkin mereka tidak pintar namun, mereka memiliki kecerdasan yang dapat dikembangkan dengan baik jika dilatih terus menerus. Ketika mereka dikritik dan diberi masukan, mereka akan langsung menerimanya dengan terbuka dan menanggapinya dengan baik. Bagi mereka kritikan adalah saran untuk memperbaiki diri agar lebih baik lagi. Mereka juga memiliki anggapan bahwa tantangan merupakan sebuah kesempatan untuk membuat diri lebih baik lagi dan kegagalan merupakan peluang untuk belajar.

 Seharusnya para orangtua membantu anak-anaknya untuk bisa menemukan potensi yang tersembunyi di dalam diri mereka. Anak-anak yang pikirannya terbuka dan tertutup, mengembang atau menguncup yang seharusnya dibantu agar mereka bisa menemukan potensi yang dimiliki. Sehingga mereka pun akan mulai mengerti dan paham bagaimana cara memanfaatkan potensi yang dimilikinya.

   Para generasi strawberry tidak pernah bisa mengambil keputusan dengan baik, mereka cenderung plin-plan dalam hal mengambil keputusan. Hal ini dikarenakan, setiap sesuatu yang berkaitan dengan keputusan sudah ditentukan sendiri oleh orang tua mereka. Padahal seharusnya setiap anak harus bisa mengambil keputusan dengan baik dan tepat agar mereka bisa mulai belajar hidup mandiri dan bagaimana mengambil keputusan yang baik.

   Buku ini juga menjelaskan bahwa untuk menghasilkan generasi muda yang tangguh dan bermental baja, maka kita harus merubah mindset mereka yang passenger ke mindset driver. Dari mereka yang selalu ketergantungan menjadi mandiri. Ketika kita masuk ke dalam proses jatuh bangun dan bertahan dalam kondisi yang tidak nyaman dan membuat kita ketakutan, merupakan fase dalam pembentukan mentalitas seseorang. Apapun hasil yang kita dapatkan, baik itu sebuah kegagalan atau keberhasilan itu merupakan hasil kerja keras kita dan usaha yang bisa kita lakukan. Proses yang kita rasakan saat itu merupakan sebuah pembelajaran yang terbaik sepanjang hidup kita. Kegagalan bukanlah sesuatu yang buruk, karena dari sebuah kegagalanlah kita bisa belajar bagaimana cara untuk menjadi lebih baik lagi dan tidak mengulangi kesalahan-kesalahan yang sudah diperbuat oleh kita

  Mulai dari sekarang kita harus mulai membiasakan mereka untuk mengerjakan, menyelesaikan, dan mengambil sebuah keputusan yang berkaitan dengan diri mereka sendiri. Orangnya hanya berperan sebagai pendamping dan mengevaluasi setiap kemajuan dan kemunduran yang terjadi pada diri mereka. Karena jika mereka memiliki sifat bergantung pada orang lain secara tidak langsung akan membentuk karakter anak menjadi anak yang tidak mandiri, tidak kreatif, dan memiliki mental passenger. Sehingga pada akhirnya mereka akan menjadi sosok yang mudah menyerah dan lebih memilih jalan yang instan.

  Buku ini sendiri merupakan buku bacaan yang cocok dibaca oleh siapapun terutama orang tua dan para anak muda. Buku ini sangat mudah dipahami dan tidak terdapat istilah-istilah yang rumit. Penjelasan yang dijelaskan pun sangatlah ringkas dan jelas. Untuk para generasi muda diharapkan bisa membaca buku ini agar kalian juga tahu bagaimana menata masa depan yang baik untuk diri kita.

Penulis : Damarani Widyastuti

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post