Menjelang Ramadan, harga bahan pangan mengalami kenaikan yang cukup signifikan, mulai dari ayam, telur, tempe, hingga tahu. Akan tetapi, yang paling menjadi sorotan saat ini adalah naiknya harga minyak goreng yang dibarengi dengan minimnya ketersediaan barang di pasaran, baik pasar tradisional maupun pasar modern.
Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan dapur yang sangat dibutuhkan di kehidupan sehari-hari. Meskipun tidak semua menggunakan minyak goreng untuk memasak karena alasan kesehatan, namun, tentu permasalahan semacam ini tidak dapat dianggap remeh dan dibiarkan begitu saja. Perludisadari juga bahwa minyak goreng bukan hanya dibutuhkan bagi mereka yang ingin memasak makanan di rumah, melainkan masih banyak para pelaku usaha yang sangat ketergantungan dengan minyak goreng, sebut saja pedagang gorengan dan pelaku usaha makanan lainnya. Timbulnya masalah ini membuat mereka harus memutar otak bagaimana caranya agar tidak mengalami kerugian karena mengeluarkan dana yang melebihi hitungan untuk membeli minyak goreng.
Di samping itu, masyarakat merasa ada yang janggal dengan masalah minyak goreng ini. Diawali dengan minyak goreng yang mengalami kelangkaan setelah terjadinya kenaikan harga. Oleh karenanya, banyak ibu yang rela mengantre demi mendapatkan satu liter minyak goreng. Ironinya, sampai mengakibatkan adanya korban jiwa di Kalimantan Timur. Melansir dari Cnnindonesia.com, korban meninggal dunia setelah dua hari di rawat intensif di rumah sakit karena sesak nafas akibat kelelahan mengantre minyak goreng.
Selain itu, masyarakat juga dikejutkan dengan berhembusnya berita mengenai mafia minyak goreng. Mereka ingin tau sebenarnya siapa identitas dari mafia tersebut, sebab,masyarakat memiliki ketakutan tersendiri mengenai bagaimana hukum akan memberikan sanksi kepadanya. Seperti yang kita ketahui, bahwa hukum di Indonesia seperti tumpul ke atas dan runcing ke bawah. Melansir dari Kompas.com, Kementrian Perdagangan (Kemendag) memberikan alasan mengapa identitas dari mafia minyak goreng belum dipublikasikan hingga sekarang. Sedangkan, dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR pada tanggal 17 Maret 2022, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan calon tersangka mafia tersebut akan diumumkan pada 21 Maret 2022.
Meskipun kekosongan minyak goreng kemasan telah terjadi di berbagai daerah, tidak menutup kemungkinan bahwamasih terdapat beberapa orang yang menganggap masalah mengenai minyak goreng ini merupakan hal biasa, sebab, mereka yakin kedepannya pemerintah akan segera mengatasinya. Padahal apabila tidak menjadi isu nasional, terdapat kemungkinan masalah ini akan redup karena tidak di sorot media. Perlu diketahui juga bahwa bukan hanya minyak goreng kemasan yang sudah mahal dan langka, akan tetapi,minyak goreng curah yang notabennya lebih murah juga mengalami kelangkaan. Oleh karenanya, timbullah pro dan kontra di kalangan masyarakat. Permasalahan ini semakin pelik dan menjadi perbincangan ramai ketika Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Megawati Soekarnoputri memberikan pendapatnya. “Saya tuh sampai ngelus dada, bukan urusan masalah nggak ada atau mahalnya minyak goreng. Saya itu sampai mikir, jadi tiap hari ibu-ibu itu apakah hanya menggoreng? Sampai begitu rebutannya,”tuturnya. Pendapat tersebut tentu mendapat respon kurang baik dari beberapa pihak, seperti ada yang beranggapan bahwa Megawati tidak mengerti dengan keadaan masyarakat.
Sejalan dengan hal tersebut, tentu yang paling diinginkan oleh masyarakat saat ini yaitu keadaan kembali menjadi normal, sehingga mereka akan hidup dengan tenang. Meskipun minyak goreng dirasa hanya masalah sepele, namun, pemerintah harus mencari solusi yang tepat guna meringankan beban masyarakatnya. Jangan sampai ada yang berada di garis kemiskinan yang mengarah ke bawah akibat mahal dan langkanya minyak goreng. Karena kita semua tidak tau bagaimana kehidupan seseorang, alangkah baiknya apabila pemerintah dan masyarakat bekerja sama. Dengan artian, yaknisaling memberi ruang untuk memahami keadaan satu sama lain.
Pemerintah selaku pihak yang memiliki wewenang harus lebih cekatan dalam menangani suatu kasus. Pun masyarakat jangan sampai gampang termakan berita bohong di luar sana, sebab, sebelum mengambil keputusan harus dipikir terlebih dahulu. Karena jika telah terjadi sinkronisasi antara kedua belah pihak, pasti akan lebih mudah dalam mencari solusi dan bisa membuat rancangan apa yang akan dilakukan kedepannya nanti.
Seperti yang kita ketahui semua, Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem demokrasi, dimana suara masyarakat harus senantiasa didengar. Apabila memang di rasa kurang cocok, usahakan melakukan diskusi dengan baik, jangan sampai terjadi adanya intimidasi, apalagi kekerasan.Ketika terjadi masalah yang memberikan dampak negatif bagi orang banyak, bukan saatnya lagi mementingkan keinginan pribadi. Karena akan ada banyak orang di sekitar yang mengalami kesusahan, maka kita patut untuk membantu dengan semampunya tanpa merugikan diri sendiri, apalagi orang lain. Merangkul satu sama lain tidak pernah ada salahnya, urusan nanti kedepannya bagaimana, biar saja berjalan dengan sendirinya.
Oleh : Sri
Comments