Antusias Mahasiswa Fakultas Hukum dalam Pemira 2023 yang Diselenggarakan Secara Offline





VOICE -.Pemilihan Umum Raya Mahasiswa (Pemira) Fakultas Hukum yang digelar pada pukul 10.00 WIB (19/12) 2023 bertempat di parkiran wilayah Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura. Pada pemilihan umum kali ini, diselenggarakan secara offline berbeda dengan tahun lalu yang mana pemilihan dilakukan secara online. Pagelaran ini pun dilangsungkan bertujuan untuk menentukan paslon yang akan menduduki gelar Gubernur, Wakil Gubernur, dan juga DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa) pada periode 2024/2025 Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura.

Dalam hal ini, mahasiswa Fakultas Hukum terlihat sangat antusias dengan adanya pemilihan secara offline, dapat dilihat betapa banyaknya mahasiswa yang lalu-lalang berdatangan secara bergantian untuk dapat menyuarakan hak pilihnya sesuai dengan pasangan paslon yang dikehendaki masing-masing. Namun, meskipun begitu, dalam faktanya mampu membuat mahasiswa Fakultas Hukum tetap kondusif. Mahasiswa dipandu oleh panitia dalam melangsungkan kegiatan tersebut, setiap mahasiswa yang akan memilih diharuskan menunjukkan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) atau KRS sebagai bukti bahwa mereka benar mahasiswa Fakultas Hukum yang berstatus aktif. Saat memasuki bilik suara yang disiapkan oleh panitia, mahasiswa tidak diizinkan membawa handphone dan tas. Setelah pemilihan selesai, mahasiswa diarahkan untuk memberikan tanda biru pada jari kelingking sebagai bukti partisipasi dalam Pemira.

Lembaga Pers Mahasiswa Voice of Law (VOL) mewawancarai Jeje, salah satu mahasiswa dari angkatan 2023. Baginya acara Pemira FH sendiri merupakan pengalaman pertama baginya. Jeje sendiri merasa dengan dilakukannya pemira secara offline, terasa lebih transparan dalam proses pemilihannya. Dengan dilakukannya Pemira secara offline nyatanya menjadi lebih baik karena lebih transparan dalam prosesnya” Lanjut Jeje.

Tim Voice of Law juga mewawancarai Muhammad Yusuf Faraby, mahasiswa angkatan 2022, yang mana sudah mengetahui bagaimana dinamika Pemira tahun sebelumnya, “banyak perbedaan seperti pelaksanaannya yang dilakukan tahun ini secara offline berbeda dengan tahun dilaksanakan secara online” Ujar Farabi. Menurut Alifia mahasiswa angkatan 2021, mengungkapkan bagaimana kelebihan dan kekurangan terkait pelaksanaan Pemira yang dilakukan secara offline maupun online.Kalau menurutku itu ada plus minusnya ya, kalo kemaren online itu kurang keterbukaan, kalo tahun ini offline juga banyak kekurangan apalagi di ambil pas hari UAS di mana itu mahasiswa udah uas nya selesai semua itu sudah pulang kan dan itu hak suara mereka tidak terpakai yang tadi nya yang bisa digunakan tapi mereka tidak menggunakan, jadi mungkin keduanya punya plus minus nya benar-benar harus di pertimbangin.” Ungkap Alifia.

Kalo menurut aku kendala nya itu, banyak mahasiswa yang tidak tahu informasi pemilunya yang dimulai jam berapa sampai jam berapa. dan informasi nya terlalu mendadak untuk di informasikan ke mahasiswa. Sehingga dalam hal ini membuat banyak mahasiswa itu yang kurang peduli itu tambah gak peduli lagi. Mereka lebih memilih pulang daripada ikut berpartisipasi pada momen kek gini, ujar Alifia yang menyayangkan keterlambatan informasi yang diberikan kepada mahasiswa lainnya, sehingga membuat banyak mahasiswa memilih pulang dibandingkan ikut berpartisipasi.

Selanjutnya kami menanyakan banyaknya dari mahasiswa yang tidak menggunakan hak pilihnya dengan berbagai alasannya, dengan itu kami meminta tanggapan dari adanya hal tersebut “seharusnya kan kita punya hak bersuara kita harus mengutarakan suara kita, lagipula suara kita lah yang menentukan pemimpin dari yang kita harapkan” Ajak Jeje kepada mahasiswa lain agar tetap menggunakan hak pilih mereka guna menentukan pemilihan yang sesuai dengan harapan mereka. Menurut Alifia hal tersebut sangat disayangkan, “kalo menurut aku itu sayang banget ya di mana misal nya harus nya dia bisa milih terus gak di pake itu dia bisa jadi gak berkontribusi apa apa itu pun sayang banget soalnya seandainya dia memilih dan yang dia pilih itu bagus bener bener berkualitas itu harus nya bisa” Ujar Alifia.

Untuk itu Jeje berharap siapapun yang terpilih dapat memberikan peningkatan terhadap fasilitas yang ada di Fakultas Hukum nantinya, “harapan semoga kedepannya fakultas hukum ini mengalami peningkatan fasilitas-fasilitasnya dengan tepat dan cepat” Ungkap jeje. Harapannya nanti lebih diperbanyak kembali kotak pemilihannya yang nantinya tidak akan terjadi penumpukan antrian pemilih, hal itu cukup membuat kurang nyaman ditambah lagi teriknya matahari akan sangat mengganggu saat terjadi antrian yang cukup banyak” Ungkap Farabi ketika ditanya terkait harapan terhadap Pemira tahun berikutnya.

 

Secara keseluruhan, Pemira tahun ini dianggap efisien, kondusif, dan damai tanpa ada keributan. Namun, perlu dievaluasi untuk pemilihan umum offline agar dilaksanakan di tempat yang cukup teduh dan penambahan ruang pencoblosan untuk menghindari antrian panjang, terutama saat Ujian Akhir Semester berlangsung.

 

 


Comments