Pekan Ujian Tengah Semester (UTS) genap resmi dilaksanakan di Fakultas
Hukum, Universitas Trunojoyo Madura.
Berbeda dengan metode-metode yang sebelumnya, pada kali ini ada sedikit
perubahan yang
semula UTS terjadwal dengan formal dan kaku. Akan tetapi, pada
kali ini fakultas menerapkan metode UTS yang lebih informal dan fleksibel.
Dimana UTS yang dilaksanakan mulai tanggal 22 April hingga 2 Mei 2024, untuk
pelaksanaan UTS sendiri dilakukan sesuai ketentuan yang disepakati oleh dosen
dan para mahasiswanya.
“Alasan
dilakukannya perubahan metode UTS sendiri, yang pertama banyak dosen yang
mengeluh terkait jadwal ujian yang bentrok dengan urusan atau jadwal lain yang
dimiliki dosen tersebut karenakan untuk setiap ujian di FH selalu terdapat
jadwal ujian terbaru dan itu berbeda dengan jadwal matakuliah, sehingga
akhirnya terdapatlah inisiatif hal ini.” Jelas Tolib Efendi.
“Kemudian kita sedang mengejar target mata
kuliah yang bermetode project based
learning. Jika mata kuliah kita
targetkan target based learning atau project based learning itu tidak bisa di ukur hanya dengan ujian saja. Tetapi harus dibarengi dengan tugas atau project, dimana kita memiliki
target 30% menggunakan metode tersebut. Sehingga salah satu yang kita ubah
adalah metode ujiannya. Hal tersebut juga dapat mendukung
perkembangan akademik sesuai dengan
Peraturan Dekan, UTS/UAS
di pedoman maksimal 40% dalam penilaian,
jadi kalo UTSnya maksimal 20%, UASnya juga maksimal 20%. Namun sangat disayangkan, terdapat dosen yang sampai
saat ini UTS dan UAS memiliki nilai 30%-35% dalam penilaiannya dan kemudian
sisanya adalah tugas, padahal hal seperti itu tidak boleh.” Lanjut Tolib Efendi
yang menjelaskan tentang metode baru yang akan dilakukan oleh FH, yakni based
learning atau project based learning dan
masih terdapat beberapa dosen yang memberikan bobot penilaian tidak sesuai
dengan pedoman yang ada, sehingga memberatkan para mahasiswanya.
Tolib Efendi mengungkapkan bahwa fakultas belum
melaksanakan evaluasi, menjadikan
dirinya belum mengetahui kelemahan-kelemahan pada
metode UTS terbaru ini. Akan tetapi, setelah
melaksanakan evaluasi nanti dan
merasa tidak adanya
kendala yang besar dan tidak ada reaksi
negatif dari dosen dan
mahasiswa, maka
metode UTS terbaru akan diterapkan
dan dikembangkan pada semester-semester
berikutnya.
Menurut Desy Sofiana selaku mahasiswa FH angkatan 2021, menyebutkan
bahwa metode UTS yang dijalankan saat ini memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing bagi mahasiswa.
“Kelebihan dari adanya
metode UTS saat ini yaitu, melatih mahasiswa, terutama mahasiswa semester atas agar mereka itu bisa lebih
pandai bicara dan juga berpikir kritis, Ini kan juga salah satu pembelajaran
supaya mereka nanti siap ketika dihadapkan dengan
ujian skripsi. Kemudian menurut saya kelebihan yang lainnya terletak pada
semester awal, dimana dapat melatih
mereka agar lebih berani menyuarakan
apa yang mereka pikirkan, memberikan pendapat, dan juga berargumen kritis.” Jelas Desy Sofiana. “Dengan adanya metode ujian terbaru ini, mahasiswa dituntut agar dapat mempelajari materi yang diajarkan dari awal
semester hingga sebelum UTS dilaksanakan. Karena terdapat beberapa dosen menerapkan ujian lisan.” Lanjutnya menjelaskan kelebihan dari metode ujian
terbaru.
“Kemudian kalau kekurangan dari metode ini, menurut
saya tidak adanya persiapan dari mahasiswa ataupun dari fakultas. Karena dengan menggunakan
metode ini mahasiswa tidak diberitahukan
oleh dosen akan menggunakan metode apa
lisan, tulisan, atau tugas. Kemudian ujian yang langsung dilaksanakan pada
minggu pertama membuat para mahasiswa kewalahan karenakan sekarang jum’at kita
libur. Otomatis matakuliah itu ada yang malam juga dan sehari bisa 5
matakuliah, artinya 5 kali ujian matakuliah yang berbeda-beda dan terkadang
dedline yang diberikan bentrok dengan waktu ujian mata kuliah lain. Sehingga tidak
sedikit dari mahasiswa sehari itu bisa sampai menempuh 4 sampai 5 matkul,
menyebabkan mahasiswa sedikit keteteran dengan jadwal metode baru ini.” Ujar
Desy Sofiana terkait kekurangan dari metode UTS terbaru adalah jadwal dan dosen
yang tidak memberitahukan metode UTS yang akan dilakukan, sehingga membuat para
mahasiswa keteteran dan kurang persiapan.
Desy Sofiana menyarankan akan lebih bagus untuk
mempertahankan metode UTS seperti saat ini, tentunya dengan penjadwalan yang lebih teratur untuk ujian
kedepannya. “Mungkin
bagus untuk metode ini dipertahankan, apalagi diujikan kepada
mahasiswa-mahasiswa dengan
digunakannya
metode ini, tetapi dengan penjadwalan yang teratur, tidak dengan seperti jadwal
matkul.” Jelas Desy Sofiana agar fakultas lebih mengatur kembali
jadwal ujian agar lebih mudah bagi para mahasiswa dalam menyiapkan diri dan
membagi waktu.
Fakultas Hukum memiliki tagline TERBAIK, yakni “terpercaya,
berbudaya, adatif
dan inovatif dan kolaboratif” Sesuai dengan
hal tersebut, civitas akademika FH senantiasa akan mengusahakan pembelajaran
yang terbaik dan terus berkembang hingga menghasilkan
inovasi baru guna meningkatan kompetensi
mahasiswa dan juga tenaga kependidikan. “Saya tidak menjanjikan
apa saja perubahan kita kedepannya, hanya saja jika kita
melihat pada tagline kita
TERBAIK dan terdapat kata inovatif, maka dengan demikian, FH akan terus mencoba berbagai
macam inovasi hingga menghasilkan hasil yang memuaskan
sehingga pembelajaran kita akan coba kita inovasikan kembali dan lebih berbeda
lagi” Jelas Tolib Efendi. “Kalo memang ada keluhan
dari mahasiswa tentang pelaksanaan ujian
ini lebih tepatnya UTS
sampaikankan saja ke kita agar dapat
dilakukan kembali evaluasi” Tutur Tolib Efendi terkait kritik dan pendapat para
mahasiswa itu penting.
Comments