VOICE - Pada tanggal 21 Maret 2024, kami telah melakukan wawancara dengan masyarakat di wilayah pesisir Desa Tanjung Jati, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan. Pada wawancara kali ini mengungkapkan hal terkait penggunaaan lahan pesisir sebagai tempat sampah sementara. Kepekaan masyarakat terhadap sampah bisa dikatakan sangat jauh, namun kami mencoba mencari akar permasalahan yang sudah bertahun-bertahun ada di Desa Tanjung Jati. Melihat tumpukan sampah rumah tangga yang menggunung di wilayah pesisir, membuat kami tergerak untuk mencari informasi terkait permasalahan yang sangat kompleks ini.
Desa Tanjung Jati, yang seharusnya menjadi contoh keharmonisan antara manusia dan alam, kini menghadapi tantangan serius terkait pengelolaan sampah. Ironisnya, kurangnya kepedulian masyarakat terhadap sampah lingkungan menjadi sorotan yang memprihatinkan.
Banyak sampah berserakan di setiap penjuru desa tersebut, dari yang menjadi tempat pembuangan sampah sembarangan, hingga tumpukan sampah di pinggir jalan yang mengganggu pemandangan dan kesehatan. Hal ini mencerminkan kurangnya kesadaran warga akan pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan.
Sampah pesisir telah menjadi permasalahan global dan menjadi isu yang tengah banyak dibahas. Hal ini dikarenakan sampah pesisir telah memberikan dampak buruk terhadap lingkungan, ekonomi, dan kesehatan manusia. Setidaknya 60-80% dari sampah yang dihasilkan di dunia adalah sampah plastik, dan 10% dari sampah tersebut dibuang ke laut lepas dan akan memakan waktu yang sangat lama untuk terdegradasi. Sampah pesisir didominasi oleh sampah plastik dalam persebarannya. Plastik menjadi material yang paling banyak digunakan dalam berbagai industri dan telah menjadi salah satu bahan yang banyak digunakan di kehidupan sehari-hari karena murah dan berdaya guna tinggi. Namun, dengan keunggulan-keunggulan tersebut pula plastik menjadi permasalahan yang sulit untuk diatasi. Tingginya penggunaan plastik memberi dampak dalam kuantitas sampah pesisir. Plastik dapat tersebar dalam rentang jarak yang cukup jauh, sebelum akhirnya menjadi endapan (sedimen) yang tidak akan terurai hingga ratusan tahun lamanya.
Menilik fenomena yang menjadi
permasalahan rumit yang tak kunjung selesai, sebenarnya sejak kapan pesisir Desa
Tanjung Jati menjadi objek TPS?
“sebenarnya masalah TPS ini sudah lama sejak saya kecil hingga saat ini, dan tumpukan sampah ini terus menerus semakin membanyak, hingga saat ini tidak ada perubahan signifikan seperti pengurangan sampah ataupun penyediaan sampah“ Ungkap Firmansyah selaku masyarakat Desa Tanjung Jati mengenai permasalahan ini.
Wilayah Pesisir Kamal mempunyai potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai wisata yang bisa dimaksimalkan, akan tetapi dengan adanya pencemaran sampah di wilayah Pesisir Kamal, akan mengakibatkan hilangnya potensi tersebut. Kali ini Ilman selaku warga sekitar Desa Tanjung Jati, telah mengungkapkan hal terkait upaya atas permasalahan ini.
“Sebenarnya kepala desa beberapa periode ini sudah coba melakukan upaya dengan meminta fasilitas TPS ke Pemerintah kabupaten Bangkalan, namun upaya kami belum terealisasi sampe sekarang, jadi upaya kami yang hanya bisa dilakukan dengan mencoba membersihkan tumpukan sampah untuk dibakar, tetapi seperti sia-sia tumpukan itu semakin banyak dan tidak terkontrol” Ungkap Ilman selaku warga sekitar.
Seperti yang telah diungkapkan oleh narasumber, bahwa akar permasalahan sampah tersebut berawal dari tidak adanya fasilitas TPS dari pemerintah Kabupaten Bangkalan. Dari dua sudut pandang tersebut memperlihatkan bahwa harus ada upaya dalam mengatasi permasalahan sampah berserakan yang ada di Desa Tanjung Jati, agar tidak sampai mencapai titik kerusakan alam yang berkelanjutan.
Permasalahan tumpukan sampah yang berdekatan dengan wilayah pesisir dan pemukiman warga ini telah menimbulkan dampak yang serius bagi warga sekitar.
“kerusakan lingkungan itu sudah menjadi makanan hari-hari kami, seperti air yang deket sampah menjadi bau, dan seperti fasilitas umum, misalnya Sekolah Dasar dan Masjid hanya berjarak 50 meter sering dikeluhkan bau yang tidak sedap setiap turun hujan. Sikap kami hanya membiasakan kerusakan ini yang mungkin tidak akan menemui titik ujung” Ucap Firman selaku warga sekitar yang tinggal dekat dengan lokasi tumpukan sampah.
Permasalahan ini menjadi kompleks dikarenakan tidak adanya campur tangan pemerintah dalam menangani permasalahan sampah di wilayah pesisir Desa Tanjung Jati. Adanya permasalahan ini membuat masyarakat Tanjung Jati berharap akan adanya solusi dari pemerintah setempat.
“Kami sangat membutuhkan bantuan dari pemerintah kabupaten untuk diberikan fasilitas pembuangan sampah sementara, karena akses kami yang sangat jauh dengan TPS kamal sangat jauh, maka dari itu kami tidak punya pilihan dalam membuang sampah dan kehidupan yang layak dan sehat” ungkap Firman selaku warga sekitar di Desa Tanjung Jati.
TPS sangat dibutuhkan dalam menanggulangi permasalahan sampah pesisir, tidak hanya sampah rumah tangga namun sampah-sampah laut bisa berkurang dan kembali pada fungsi wilayah pesisir itu sendiri.
Kinerja antara pemerintah dan masyarakat akan tercipta saat menghadapi permasalahan yang sangat kompleks ini, tidak hanya dari sisi masyarakat namun pemerintah juga harus turut menangani permasalahan yang sedang terjadi ini. Dalam wawancaranya masyarakat berharap kepada mahasiswa untuk membantu sebagai penghubung antara masyarakat dengan pemerintah
“kami sangat berharap adanya mahasiswa untuk membantu menangani permasalahan yang terjadi, kami masyarakat sudah mencoba mengupayakan lewat kepala desa namun upaya itu tidak terealisasi sampai sekarang, maka kami berharap mahasiswa dapat membantu untuk mengawal permasalahan sampah ini” ungkap Ilman dalam harapannya.
Pemerintah desa dan tokoh masyarakat perlu mengambil langkah strategis untuk mengubah paradigma ini. Edukasi tentang dampak negatif sampah terhadap lingkungan dan kesehatan harus digalakkan. Selain itu, perlu ada penegakan aturan yang tegas terhadap pembuangan sampah sembarangan.
Kepedulian terhadap lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh warga desa. Mari kita mulai dari diri sendiri dengan membuang sampah pada tempatnya dan mendukung program daur ulang. Dengan adanya kerja sama dan kesadaran kolektif antara masyarakat dan pemerintah, Desa Tanjung Jati, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan dapat kembali menjadi desa yang bersih dan lestari.
Penulis : Marhum
Editor : Biya
Comments