Parkiran FH UTM Semrawut, Cerminan Bahwa “Tertib Itu Relatif”

Kondisi parkiran di Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menjadi sorotan tajam, mencerminkan ironi di institusi yang seharusnya menjunjung tinggi ketertiban dan penegakan hukum. Alih-alih menjadi area yang terorganisir, parkiran ini justru berubah menjadi labirin semrawut, sarang kehilangan, dan ancaman keselamatan bagi mahasiswa.

Keluhan demi keluhan terus mengalir dari mahasiswa, menggambarkan ketidakpuasan terhadap pengelolaan parkir yang dinilai tidak memadai. Area parkir yang terlalu sempit hanyalah permukaan dari masalah yang lebih besar, yaitu kurangnya perhatian pihak fakultas terhadap kebutuhan dasar mahasiswanya. Keberadaan petugas keamanan yang kurangnya pengaturan menunjukkan lemahnya sistem pengawasan dan rendahnya tanggung jawab dalam menjaga keamanan aset mahasiswa.

Salah satu mahasiswa berinisial R, yang tidak ingin disebut namanya, mempertanyakan "fungsi satpam di sana". setelah mengalami kehilangan helm di siang bolong, di tengah ramainya aktivitas kampus. Pengalaman pahit lainnya datang dari mahasiswa berinisial L, yang mengeluhkan motornya sering diparkir terlalu rapat hingga bodi motor mengalami goresan. "Sangat disayangkan sekali sikap acuh tak acuh petugas keamanan saat mahasiswa mengalami kesulitan," ungkapnya.

Mahasiswa juga meminta agar petugas keamanan lebih aktif di area parkiran dan berharap pemasangan CCTV sebagai langkah awal untuk mendesak demi menciptakan rasa aman. "Ketidakjelasan pengawasan saat ini adalah bom waktu kekhawatiran yang terus menghantui kami" ujarnya.

Ironisnya, parkiran FH UTM juga berubah menjadi kolam saat hujan deras, dengan genangan air yang cukup dalam mengganggu kenyamanan dan aktivitas perkuliahan. Mahasiswa berinisial M juga mengeluhkan sepatunya yang basah kuyup, sementara kondisi paving block yang licin akibat tanah dan lumut menjadi ancaman keselamatan. "Teman saya pernah hampir jatuh," ungkapnya, menekankan perlunya tindakan segera dari pihak fakultas.

Kondisi parkiran ini bukan hanya masalah ketidaknyamanan, tetapi juga mencerminkan ketidakpedulian dan inefisiensi birokrasi kampus. Mahasiswa menuntut langkah konkret seperti perbaikan drainase, pembersihan rutin, dan penataan ulang parkir. Jika keluhan ini terus diabaikan, masalah parkiran FH UTM akan terus menjadi noda hitam dalam citra institusi pendidikan tinggi ini.

Pihak Fakultas Hukum UTM diharapkan untuk tidak lagi menjadi penonton pasif dan diharuskan mengambil tanggung jawab penuh atas kondisi parkiran yang memprihatinkan ini. Penataan ulang parkir, peningkatan keamanan melalui CCTV, dan peran aktif satpam, serta perbaikan infrastruktur drainase dan paving block adalah langkah-langkah yang sangat dibutuhkan. Kegagalan dalam menangani masalah ini tidak hanya melukai kenyamanan mahasiswa, tetapi juga mengikis kepercayaan mereka terhadap institusi yang seharusnya menjadi garda terdepan penegakan hukum dan ketertiban.

Dengan demikian, diharapkan adanya tindakan nyata, bukan sekadar janji, yang ditunggu oleh mahasiswa.

Penulis: Relief Sendal, Solvire Nirelle, dan Sannalyah.

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post