Pamekasan- Geliat digitalisasi merambah hingga ke pelosok desa, dan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) 09 Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menjadi garda terdepan dalam membawa perubahan tersebut. Dimulai hari ini, program unggulan mereka berfokus pada sosialisasi dan pendampingan penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) secara langsung kepada para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Waru Barat, Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan. Inisiatif ini tidak hanya bertujuan untuk mempercepat adopsi transaksi digital di kalangan UMKM, tetapi juga secara signifikan meningkatkan literasi keuangan digital masyarakat desa, membuka gerbang menuju kemandirian ekonomi di era digital.
QRIS,
sebagai sistem pembayaran digital berbasis kode QR yang telah terintegrasi
secara nasional oleh Bank Indonesia, menjadi fondasi utama dalam upaya
digitalisasi ini. Sistem ini menawarkan kemudahan dan efisiensi dalam setiap
transaksi nontunai, menjadikannya alat vital bagi UMKM untuk beradaptasi dengan
perubahan pola pembayaran konsumen. Moh. Farhan Hadi, Ketua Kelompok KKN 09
UTM, dengan tegas menyatakan bahwa inisiatif ini merupakan wujud nyata
kontribusi mahasiswa dalam mendukung inklusi keuangan dan literasi digital di
Desa Waru Barat.
"Melalui
pendampingan door to door ini, kami ingin memastikan pelaku UMKM di Desa
Waru Barat tidak tertinggal dalam arus digitalisasi yang kini menjadi kebutuhan
utama untuk pengembangan usaha," ujar Farhan. Ia menjelaskan bahwa
fenomena pembayaran digital, khususnya melalui aplikasi dompet elektronik,
semakin mendominasi preferensi konsumen, terutama di kalangan anak muda. Oleh
karena itu, Farhan menekankan bahwa QRIS adalah solusi yang relevan dan krusial
untuk memudahkan transaksi serta memperluas jangkauan pasar bagi UMKM lokal.
Mahasiswa percaya bahwa dengan membekali UMKM kemampuan beradaptasi ini, mereka
akan mampu bersaing dan berkembang di tengah persaingan pasar yang semakin
ketat.
Selama kegiatan
berlangsung, para mahasiswa KKN tidak hanya memberikan sosialisasi, tetapi
aktif melakukan demonstrasi dan bantuan praktis. Mereka membagikan brosur
edukatif yang mudah dipahami, mendemonstrasikan secara langsung cara
menggunakan aplikasi pembayaran digital, dan yang terpenting, secara langsung
membantu UMKM mendaftar QRIS melalui penyedia jasa keuangan resmi. Komitmen
mereka terlihat jelas dari setiap interaksi, memastikan setiap pelaku UMKM
memahami betul manfaat dan cara kerja QRIS.
Dalam pelaksanaannya,
kelompok KKN 09 UTM menjalin kerja sama strategis dengan MPStore Bangkalan,
sebuah platform penyedia akses teknologi yang telah terbukti efisien dan telah
digunakan oleh jutaan UMKM di seluruh Indonesia. Kolaborasi ini menjadi kunci
keberhasilan program, karena MPStore Bangkalan menyediakan infrastruktur yang
memungkinkan mahasiswa untuk membantu proses registrasi QRIS secara digital
dengan cepat dan aman. Mulai dari pengisian data usaha hingga proses verifikasi
yang ketat, semuanya dapat diselesaikan di tempat. Setelah pendaftaran rampung
dan diverifikasi, pelaku UMKM akan langsung menerima kode QRIS mereka, yang
siap digunakan untuk menerima pembayaran dari berbagai dompet digital populer
seperti OVO, DANA, GoPay, dan masih banyak lagi. Ini berarti, dalam waktu
singkat, UMKM dapat langsung merasakan manfaat dari sistem pembayaran digital.
Antusiasme positif datang
dari berbagai pihak, salah satunya Bapak Sa’i, pemilik warung kelontong di Desa
Waru Barat. Bapak Sa’i menyambut baik program ini dan menyatakan
ketertarikannya untuk segera mendaftar QRIS. "Sekarang banyak pembeli yang
biasanya nanya bisa QRIS atau tidak. Jadi saya juga pengen nyoba buat gabung
menggunakan QRIS," ungkap Bapak Sa’i. Pernyataan ini mencerminkan
kebutuhan nyata akan sistem pembayaran digital di tingkat akar rumput,
menunjukkan bahwa masyarakat desa pun semakin melek teknologi dan mencari
kemudahan dalam bertransaksi.
Kegiatan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan inklusi keuangan tetapi juga memperluas jangkauan penggunaan pembayaran digital hingga ke pelosok desa. Lebih dari itu, program ini juga selaras dengan tema KKN Universitas Trunojoyo Madura yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat menuju desa mandiri sejahtera di era digital. Ini adalah langkah konkret dalam mewujudkan visi tersebut, di mana masyarakat desa tidak hanya menjadi objek pembangunan, tetapi juga subjek yang aktif berpartisipasi dalam kemajuan teknologi.
Ke depan, kelompok KKN 09
UTM berencana untuk tidak berhenti pada tahap sosialisasi awal. Mereka akan
melakukan evaluasi dan pendampingan lanjutan secara berkala guna memastikan
konsistensi penggunaan QRIS oleh UMKM serta mendorong pengembangan usaha mereka
secara digital. Ini adalah komitmen jangka panjang, menunjukkan bahwa kehadiran
mahasiswa KKN bukan hanya sekadar program sesaat, melainkan investasi dalam
pembangunan berkelanjutan bagi masyarakat Desa Waru Barat. Inisiatif ini
diharapkan dapat menjadi model bagi desa-desa lain, membuktikan bahwa dengan
kolaborasi dan semangat kebersamaan, digitalisasi dapat membawa kemajuan
signifikan bagi seluruh lapisan masyarakat.